Langkah yang diambil oleh BPOM tersebut rupanya sudah mendapat dukungan dari ketua Komisi Nasional Perlindungan anak Arist Merdeka Sirait.
Dirinya mengatakan bahwa pelabelan tersebut bertujuan untuk menjamin keamanan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Bukan hanya orang dewasa, hal tersebut juga penting bagi bayi, balita, dan janin pada ibu hamil.
Peran BPA pada bayi dalam level tertentu mampu mempengaruhi berat badan lahir dan perkembangan hormonal.
Bukan hanya itu, keterkaitan juga bisa terjadi pada perilaku dan risiko kanker.
BPAdalam jumlah besar rupanya bisa memicu penurunan kadar hormon testosteron.
Apabila kondisi tersebut terjadi maka seseorang akan sulit mendapatkan keturunan.
(*)