Ratusan aplikasi tersebut merupakan bagian dari kampanye scam UltimaSMS.
Aplikasi merugikan tersebut menyamar sebagai aplikasi keyboard, foto dan video editing, pemindai QR Code, filter kamera, hingga game.
Bahkan aplikasi tersebut telah diunduh setidaknya 10.5 juta kali dan turut diiklankan di jejaring sosial Instagram, Facebook, dan TikTok.
Avast menjelaskan cara kerja aplikasi berlangganan SMS premium ilegal.
Saat aplikasi tersebut berhasil diunduh dan dipasang, secara diam-diam aplikasi itu akan memeriksa nomor IMEI, nomor ponsel, dan informasi lokasi.
Informasi tersebut kemudian digunakan untuk menentukan kode negara dan bahasa.
Hal tersebut kemudian digunakan untuk menjebak korban.
Saat aplikasi sudah dijalankan, pengguna akan diminta untuk memasukkan telepon dan alamat surel.
Saat detil informasi telah dimasukkan, aplikasi akan mendaftarkan layanan SMS premium berlangganan yang cukup membebani.
Nominal tersebut bisa mencapai 40 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp570.000 setiap bulan.
Agar menghindari kerugian tersebut, pengguna diminta untuk lebih berhati-hati saat mengunduh aplikasi.