Dimana itu bisa membuat beban pembiayaan semakin meningkat, pengobatan makin sulit, dan harapan kesembuhan juga menipis.
"Hal ini perlu menjadi perhatian kita semua untuk melakukan penanggulangan kanker payudara secara komprehensif mulai dari promosi kesehatan, pencegahan, pengobatan, rehabilitatif, hingga variatif," jelas Budi.
Terlebih pencegahan dan pengendalian kanker payudara tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja, tapi peran masyarakat dari berbagai sektor juga perlu untuk terlibat.
Baik itu swasta, pendidikan, organisasi profesi, juga organisasi masyarakat untuk ikut berperan dalam penanggulan kasus kanker payudara.
Tak lupa Budi juga mengajak para tokoh dari kaum wanita untuk saling berbagi pengalaman juga edukasi perihal pentingnya mencegah dan mendeteksi kanker payudara.
"Saya harap tokoh wanita dapat berbagi pengalaman untuk memaksimalkan perannya dalam keikutsertaan perempuan untuk melakukan deteksi dini kanker payudara melalui periksa payudara sendiri atau SADARI," ucapnya.
"Saya yakin dan percaya bahwa dengan kerjasama penanggulangan kanker payudara melalui kampanye SADARI di Indonesia akan berjalan dengan baik dan optimal. Sehingga angka kesakitan dan kematian kanker payudara di Indonesia bisa dicegah," tambah Budi.
Baca Juga: Jadi Penyakit Paling Mematikan, Begini Gambaran Kondisi Kanker Payudara Berdasarkan Jenisnya
Sementara itu, berikut langkah-langkah atau tips dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) yang bisa diikuti untuk melakukan SADARI 7-10 hari setelah menstruasi, seperti dilansir dari laman p2ptm.kemkes.go.id:
1. Berdiri tegak.
Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting.
Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris? Jangan cemas, itu biasa.