“Hasil uji coba ini sangat bermakna secara klinis bagi pasien kanker payudara positif HER-2,” kata Dr. Sara Tolaney, Kepala Divisi Onkologi Payudara, Dana-Farber Cancer Institute, yang merupakan bagian dari tim peneliti, kepada ABC News.
“Obat antibodi yang kuat ini, akan secara dramatis mengubah pengobatan untuk kanker payudara positif HER-2,” lapor ABC News (21/09/2021).
ENHERTU disetujui pada tahun 2019 oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk kanker payudara HER2 positif yang tidak dapat dioperasi atau metastasis.
FDA mengatakan pengobatan dapat diberikan kepada pasien yang tidak menanggapi pengobatan standar dan hanya setelah setidaknya dua pilihan kombinasi dicoba.
Secara global, kanker payudara adalah jenis kanker paling mematikan bagi wanita.
Pada tahun 2020, 2,3 juta wanita di seluruh dunia didiagnosis menderita kanker dan 685.000 lainnya meninggal karena penyakit tersebut, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sekitar 1 dari 5 orang dengan tes kanker payudara membawa gen HER-2, yang membuat bentuk kanker ini lebih agresif daripada jenis lainnya.
Pada tahun 2017, Food and Drugs Association menyetujui uji coba untuk membandingkan hasil ENHERTU dengan TDMI – obat perawatan standar yang diberikan kepada pasien kanker.
Uji coba oleh perusahaan farmasi Inggris-Swedia AstraZeneca dan perusahaan farmasi Jepang Daiichi Sankyo adalah uji klinis acak global pertama untuk kanker payudara positif HER-2.
Sekitar 500 pasien di atas usia 18 tahun di 15 negara di Asia, Eropa, Amerika Utara, Oseania, dan Amerika Selatan dilibatkan dalam uji coba.
Setengahnya diobati dengan ENHERTU, sedangkan setengahnya lagi diberi TDM1.