GridHype.ID - Tinggal menunggu beberapa saat lagi, Saipul Jamil akan bisa menghidup udara segar.
Kabar bebasnya Saipul Jamil ini disambut baik dengan antrian job dari TV untuknya.
Namun segala sambutan baik itu tak menjamin hal baik akan terjadi pada diri mantan suami Dewi Perssik itu.
Pasalnya dia terancam akan kesulitan untuk tampil di TV.
Ia bahkan terancam tak bisa lagi tampil di TV sampai kapanpun.
Pasalnya, Saipul Jamil yang pernah menjadi pelaku pelecehan seksual anak menuai kontroversi.
kendati demikian mantan suami Dewi Perssik itu terancam diboikot dari layar kaca Indonesia.
Seruan boikot ini malah digawangi oleh psikolog yang benarma Zoya Amirin.
Diketahui, gencarnya isu Saipul Jamil menerima 5 tawaran pekerjaan seusai bebas dari penjara menimbulkan pro-kontra.
Bagaimana tidak, belum saja menghirup udara bebas pada 2 September mendatang, isu ini jadi pembahasan ramai di media sosial.
Pembahasannya soal seberapa layak seorang bekas narapidana pelecehan seksual dapat diterima lagi di dunia hiburan.
Akhirnya psikolog yang bergerak di bidang seksologi ikut angkat bicara.
Melalui unggahan di Instagram pada Kamis (26/8/2021) malam, Zoya Amirin berpendapat harusnya artis yang pernah tersangkut kasus pelecehan seksual tak layak diberi tempat.
Lebih lagi seusai berita itu naik, Zoya mengatakan muncul pernyataan yang lebih sering mendukung dan mengasihani pelaku pedofil.
Mengutip artikel dari Kompas.com, Zoya geleng-geleng kepala dengan pemberitaan Saipul Jamil kebanjiran kerjaan seusai bebas nanti.
"Saatnya cancel culture yang tepat sasaran! Cancel Pelaku Pedophilia di Televisi Nasional," tulisnya pada caption.
"Dia pelaku pedofil loh, imagine (bayangkan) perasaan korban liat dia di TV, diterima publik, dikasih attention.
Dan kalo ngomongin soal cobaan nih baru tau juga sih, manusia yang melakukan PELECEHAN SEKSUAL disebut TERTIMPA COBAAN," ungkapnya.
Zoya menambahkan masyarakat pun masih memberi ruang pelaku kekerasan seksual pada anak, bukan dunia hiburan semata.
Selain itu, Zoya juga mengkritik artikel media online yang malah menunjukkan wajah korban pelecehan seksual, bukan membatasi gerak pelaku.
Alhasil, komentar skeptis warganet soal industri hiburan Indonesia mendekati kenyataan.
"Apa yang dapat diharapkan dari dunia hiburan yang ada di Indonesia? Dengan kualitas pasaran yang bobrok, didempul sama televisi, dicekokin tontonan enggak bermutu, pelaku pelecehan, kekerasan seksual dikasih ruang," lanjutnya.
Zoya balik bertanya buat apa memberikan kesempatan kedua sementara terbukti pelaku menyuap petugas saat tertangkap.
"Semua dengan enak ngomongin 'dia juga manusia bikin khilaf', 'enggak masalah baru g.
Alhasil, komentar skeptis warganet soal industri hiburan Indonesia mendekati kenyataan.
"kalo ada indikasi ya kita awasi aja', 'kasih dia kesempatan kedua', 'lagian dia udah dihukum.
Kesempatan kedua? Sementara dia berusaha nyuap waktu ketangkep," beber Zoya gamblang.
"Artis pedofil, dikatain kena cobaan aja gue dah ngakak. Belom ketambahan industri kasih ruang SJ di televisi nasional. Bobrok bobrok," katanya.
Maka Zoya mendesak agar menerapkan budaya pengenyahan (cancel culture) kepada artis pelaku pelecehan seksual.
Bahasa mudahnya, cancel culture berarti menarik dukungan (memboikot) kepada orang itu di dunia nyata ataupun maya.
"Seharusnya cancel culture nih cocok banget buat 'artis' pelaku pelecehan, pelaku kekerasan, 'artis' yang punya perspektif pelaku," ujarnya.
Budaya pengenyahan ini menurut Zoya justru menguntungkan masyarakat, terutama korban.
"Dilupain gitu aja, sekalinya 'dipeduliin media' malah dibongkar foto dan identitasnya'," ungkapnya.
Awalnya pembahasan soal Saipul Jamil ramai di Twitter sejak Rabu (25/8/2021) melalui AREA JULID.
Kemudian ikut melebar ke Instagram dengan tangkapan layar unggahan dari Twitter.
"Wdyt? (Menanyakan pendapat) Menurut kalian apakah pantas pelaku pe le ce han sek sual dapat kesempatan lagi di showbiz tv nasional," kata admin @AREAJULID di Twitter.
Pendapat skeptis disuarakan warganet di sana hingga dikatakan tak ada yang dapat diharapkan dari industri hiburan Tanah Air.
"Apasih yg lo harapin sama dunia Entertainment di Indonesia??? Pelakor, Pedofil, Koruptor, Penjahat Kelamin, Orang gila pun masih bisa eksis di dunia hiburan. Yg penting itu rating dan engagement penonton. Masalah bermutu atau engga isi kontennya mah mereka mana mau peduli," kata @whysoseriouslah.
"Apa yang kamu harapkan dari industri hiburan Indonesia? Tidak ada. Jangan berharap," ungkap @Jay_Wangja.
"It's not about proper or nah, but it's about cuan money here and there Indonesian entertainment industry habit... Such a worse habit (Ia bukan soal pantas atau bukan, tetapi tetap uang cuan sana-sini dan kebiasaan industri hiburan Indonesia. Betapa buruk kebiasaan ini)," ujar @arummadunicey.
"Ga pantes tpi gimana ya pertelevisian Indonesia kan sukanya tenarin orng² yg sering kena kasus, konten ga jelas, dan orng² berdarah campuran luar negeri," cibir @hmmsiapayaaaaaa.
(*)