Follow Us

Beberapa Negara Kaya di Dunia Berniat Lakukan Booster Vaksin, WHO Minta Ditunda, Ini Alasannya

Ruhil Yumna - Sabtu, 07 Agustus 2021 | 13:45
(Ilustrasi) vaksin COVID-19.
Pixabay

(Ilustrasi) vaksin COVID-19.

Pekan lalu, Presiden Israel Isaac Herzog menerima suntikan ketiga vaksin Covid-19, memulai kampanye untuk memberikan dosis booster ke individu kategori usia 60-an.

Sementara, Jerman akan memulai memberikan suntikan booster vaksin Covid-19 pada September.

Baca Juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 Dosis Kedua Bisa Jadi Lebih Kuat, Ini Hal yang Harus Kamu Lakukan Untuk Atasi Reaksi Tubuh Usai Vaksinasi

"Kita perlu fokus pada orang-orang yang paling rentan, paling berisiko terkena penyakit parah, dan kematian, untuk mendapatkan dosis pertama dan kedua,” kata Katherine O'Brien dari WHO kepada wartawan.

Ketidaksetaraan vaksin

WHO telah berulang kali menyerukan negara-negara kaya untuk berbuat lebih banyak untuk membantu meningkatkan akses negara berkembang pada vaksin Covid-19, karena terjadi kesenjangan dalam distribusi vaksin global.

Baru sekitar 1,8 persen orang di Afrika yang divaksinasi dua dosis, jauh berbeda dibandingkan dengan di Uni Eropa dan AS yang telah mencapai sekitar 50 persen, menurut Our World in Data.

Sekitar 101 dosis per 100 orang telah diberikan di negara-negara yang dikategorikan berpenghasilan tinggi oleh Bank Dunia, dengan 100 dosis terlampaui pada pekan ini.

Sedangkan, skala pemberian vaksin Covid-19 di 29 negara berpenghasilan terendah 1,7 dosis per 100 orang.

WHO berpendapat bahwa tidak ada yang aman dari Covid-19 sampai semua orang di muka bumi aman, karena semakin lama dan semakin luas virus menyebar, semakin besar peluang munculnya varian baru, dan memperpanjang krisis global dalam memerangi pandemi.

Baca Juga: Jangan Panik Dulu, Inilah Sederet Efek Samping Vaksin Covid-19 yang Bisa Terjadi Setelah Menerima Dosis Kedua

Dr Bruce Aylward, penasihat khusus untuk Tedros, mengatakan penundaan booster vaksin Covid-19 itu adalah tentang seruan kepada negara kaya untuk menahan kebijakan mereka.

Source : Kompas

Editor : Ruhil Yumna

Baca Lainnya

Latest