Bahkan ada warganet yang sudah mencoba mendaftar Kartu Prakerja sejak gelombang awal, namun hasilnya tetap nihil.
Lantas, bagaimana penjelasannya?
Program Kartu Prakerja, contohnya pada gelombang 1 hingga 12, selalu menerima pendaftar yang jauh melebihi kuota.
Hal itu diungkapkan oleh Head of Communication PMO Kartu Prakerja Louisa Tuhatu sebagamana diberitakan Kompas.com, 2 Maret 2021.
"Pendaftar yang jauh melebihi kuota, bisa mencapai 10 kali dari kuota yang tersedia," ujar Louisa saat dihubungi Kompas.com ketika itu.
Sementara itu, pihaknya menjelaskan mengenai proses seleksi semuanya dilakukan otomatis menggunakan sistem tanpa intervensi manusia.
"Kami hanya membuatkan parameter penyaringan untuk melihat kelayakan pendaftar," tambahnya.
Proses seleksi
Penyaringan pertama adalah keabsahan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) menggunakan data Dukcapil.
Kemudian, berikutnya, jelas Louisa, adalah terkait daftar terlarang atau blacklist.