Dengan kata lain, paradoks itu ada di waktu.
Konsumsi kedelai hanya bermanfaat melindungi kanker ketika mulai dikonsumsi sebelum terjadi kanker.
Kendati masih ada ambigu apakah hal yang sama berlaku pada manusia, Hilakivi-Clarke berpendapat studi pada hewan ini dapat memberi informasi pada dokter dan pasien.
"Penemuan kami menyimpulkan bahwa pasien kanker payudara (yang makan kedelai sebelum terdiagnosa) sebaiknya terus mengonsumsinya setelah terkena kanker.
Tapi jangan memulai mengonsumsinya jika sebelumnya tak makan genistein," sarannya.
Maggie Neola, ahli gizi dari Barnard Medical Center dan komite dokter di Washington yang tak terlibat dalam riset ini mengatakan penemuan dari eksperimen pada hewan sering tak terjadi pada tubuh manusia dan ia ingin melihat hasil riset pada tubuh wanita.
(*)