"Ini sudah hari kesepuluh dibangun, gotong royong warga turun semua, dananya juga swadaya," kata Khatib, warga setempat kepada Kompas.com di Ciladeun, Jumat (16/4/2021).
"Jengkel, pusing lihatnya, kalau meluap kami tidak bisa melintas..."
Khatib mengatakan warga turun tangan membangun jembatan lantaran sudah jengkel dengan kondisi jembatan darurat saat ini.
Kata dia, warga juga sudah bosan menunggu kepastian dari pemerintah kapan jembatan permanen dibangun.
"Sudah jengkel lah, pusing lihatnya, kalau meluap kami tidak bisa melintas, bahkan banyak warga yang hendak melintas bawa kendaraan roda empat harus menginap nunggu sungai surut," kata Khatib.
Uang yang dikumpulkan oleh warga dari hasil swadaya.
Kata Khatib sudah dikumpulkan berbulan-lalu. Warga seikhlasnya menyumbang sesuai kemampuan dari Rp 50.000 hingga jutaan rupiah.
Ratusan juta terkumpul, warga sumbang semampunya
Tidak hanya warga di sekitar jembatan yang menyumbang, kata dia, sumbangan juga datang dari warga lain bahkan di kecamatan sekitar yang juga menggunakan jembatan ini untuk mobilitas.
"Info dari laporan keuangan, ratusan juta terkumpul, yang saya tahu dari Desa Lebaksitu saja Rp 100 juta, Ciladaeun Rp 60 juta," kata Khatib.