GridHype.ID - Kabar duka kini tengah menyelimuti Kerajaan Inggris.
Pasalnya pada Jumat (9/4/2021), suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip dikabarkan meninggal dunia.
Pangeran Philip meninggal dunia pada usia 99 tahun.
Dilansir dari GridStar.ID, Semasa hidupnya, Pangeran Philip dikenal begitu setia dengan kerajaan.
Ia setia menjadi pendamping Ratu Elizabeth selama lebih dari 73 tahun.
Pangeran Philip lahir pada 10 Juni 1921 di Pulau Corfu Yunani.
Ia merupakan keturunan dari keluarga kerajaan Yunani dan Denmark.
Ibunya adalah Putri Alice dari Battenberg dan ayahnya adalah Pangeran Andrew dari Yunani dan Denmark.
Baca Juga: Bongkar Kehidupannya, Pangeran Harry dan Meghan Markle Bakal Tampil di Acara Oprah Winfrey
Pangeran Philip lahir pada 10 Juni 1921 di Pulau Corfu Yunani.
Ia merupakan keturunan dari keluarga kerajaan Yunani dan Denmark.
Ibunya adalah Putri Alice dari Battenberg dan ayahnya adalah Pangeran Andrew dari Yunani dan Denmark.
Baca Juga: 4 Hal yang Wajib Dipatuhi Pewaris Tahta Kerajaan Inggris, Ternyata Pantang Main Game Satu Ini
Di tahun 1939, saat usianya 18 tahun, Philip bergabung dengan Angkatan Laut Inggris, dan bertugas di Pasukan Inggris selama Perang Dunia II.
Pangeran Philip dan Elizabeth sebenarnya adalah sepupu jauh.
Mereka pertama kali bertemu di sebuah pernikahan saat usia Philip saat itu baru 9 tahun.
Mereka kemudian bertemu kembali di tahun 1939, dan mulai bertukar surat dan saling jatuh cinta.
Dalam sebuah film dokumenter di tahun 2014 mengenai "The Majestic Life of Queen Elizabeth II" muncul beberapa hal yang dipikirkan sang putri saat bertemu dengan sang calon suami pertama kalinya.
Sejarawan dan penulis biografi, Robert Lacy mengatakan, "Salah satu hal yang paling luar biasa tentang Ratu adalah bahwa dia jatuh cinta dan menikah dengan pria yang pertama dia temui,"
Saat Elizabeth bertemu dengan calon pasangan masa depannya, Pangeran Philip adalah seorang Angkatan Laut.
"Dia (Elizabeth) bertemu Pangeran Philip dari Yunani, pada tahun 1939, ketika dia adalah seorang kadet angkatan laut gagah di perguruan tinggi Angkatan Laut Darmount.
Di tahun 1946, keduanya diam-diam bertunangan, ia menunggu usia Elizabeth menginjak 21 tahun untuk mengadakan pertunangan formal di tahun 1947.
Philip kemudian mengubah namanya menjadi Mountbatten sebelum menikah dengan Elizabeth pada 20 November 1947.
Mereka menggelar pernikahan tersebut di Westminster Abbey.
Elizabeth mengungkapkan perlakuan sang suami yang begitu manis terhadapnya.
"Philip adalah seorang malaikat. Kami berperilaku seolah-olah kami telah menjadi milik satu sama lain selama bertahun-tahun," tulis Elizabeth kepada orang tuanya.
Di tahun 1952, Elizabeth mendapatkan tanggung jawab besar karena sang ayah meninggal dunia.
Elizabeth menjadi Ratu Inggris di usianya yang menginjak 25 tahun.
Baca Juga: Tak Banyak Orang Tahu, 4 Barang Ini Selalu Dibawa Kate Middleton Saat Pergi, Apa Saja?
Pangeran Philip pun harus mengubah perannya yang selalu mendukung Elizabeth dalam menjalankan tugas resminya.
Tak hanya menemani Ratu Elizabeth, Pangeran Philip juga meninggalkan banyak kisah.
Dilansir dari Intisari Online, Salah satunya adalah pengalamannya dianggap sebagai Tuhan oleh sebuah kelompok suku pedalaman.
Menukil Daily Star, Pangeran Philip dianggap oleh Tuhan oleh Penduduk Desa di Younanen, Vanuatu.
Mereka percaya bahwa mendiang Duke of Edinburg adalah putra dewa gunung setempat yang menikahi wanita yang kuat.
Kemudian mereka memanjatkan doa kepadanya sejak tahun 1960-an, dan menganggapnya sebagai Tuhan.
Mendiangan Pangeran Philip pun disembah sebagai Tuhan, oleh suku di Pasifik itu selama lebih dari 50 tahun.
Kepercayaan ini juga membuat penduduk desa setempat percaya dan berdoa kepadanya.
Mereka berdoa pada Pangeran Philip setiap hari, untuk meminta berkah pada tanaman serta membawa foto Pangeran Philip untuk obyek pemujaan.
Penduduk desa mulai memuja Pangeran Philip pada 1960-an setelah melihat foto dirinya dan istrinya Ratu.
Mereka mengaitkan pasangan itu dengan legenda Vanuatu tentang putra dewa gunung berkulit pucat, yang melakukan perjalanan melintasi lautan untuk menemukan wanita kaya dan berkuasa untuk dinikahi.
Desa dengan bangga memajang beberapa foto Philip, termasuk yang diambil pada tahun 1980.
Younanen pernah kunjungan dewa mereka pada tahun 1974.
Ketika Philip dan Ratu melakukan perjalanan ke Vanuatu dalam kunjungan kenegaraan ketika sebagian dimiliki oleh Inggris dan dikenal sebagai New Hebrides.
Tetapi mereka berharap Pangeran Philip akan kembali mengunjunginya.
"Pangeran Philip penting bagi kami karena nenek moyang kami memberi tahu kami bahwa sebagian dari keyakinan kami ada di Inggris," kata kepala desa Jack Malia kepada Reuters pada 2017, ketika Philip mengumumkan pengunduran dirinya dari tugas publik.
"Jika dia datang suatu hari nanti rakyat tidak akan miskin, tidak akan ada penyakit, tidak ada hutang dan kebun akan tumbuh subur," jelas Malia.
"Pangeran Philip telah mengatakan suatu hari dia akan datang dan mengunjungi kami," katanya.
"Kami masih percaya bahwa dia akan datang tetapi jika dia tidak datang, foto-foto yang saya pegang itu tidak ada artinya, tambahnya
Desa itu tidak ditandai di peta dan terletak agak jauh dari pemukiman lain, jadi kecil kemungkinan penduduknya telah menerima berita duka tentang kematian Philip.
(*)