“Jadi di Inggris bisa ditangkal dengan vaksin yang ada sekarang. Bagaimana di Indonesia, kita mengharapkan hal yang sama jadi semoga vaksin sinovac juga bisa memproteksi terhadap b117,” ujar Zubairi
Selain itu menurutnya, perlu penelitian lebih lanjut tentang varian ini guna memahami ancaman penularannya dan apakah vaksin resmi saat ini efektif melindungi seseorang dari virus jenis b-117.
Karena hingga saat ini, belum ada bukti bahwa vaksin, baik yang dibuat oleh Pfizer dan BioNTech, tidak akan melindungi terhadap varian baru yang dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.7 ini.
“Ini memerlukan penelitian yang memang seharusnya kita mulai saja penelitian apakah vaksin yang ada sekarang bisa melindungi terhadap b117,” lanjut Zubairi.
Diberitakan Kompas.com, 30 Desember 2020, Zubairi mengatakan, saat ini tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau peningkatan risiko kematian.
Selain itu, Zubairi mengatakan bahwa varian baru ini tetap akan terdeteksi menggunakan uji PCR.
"Tetap mampu mendeteksi (dengan PCR). Tes PCR ini bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus corona) berbeda," kata dia.
(*)