Kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah tidak murni.
Maksudnya adalah tidak semua murid datang ke sekolah atau tatap muka, ada sebagian yang juga tetap ikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Misalnya separuh kelas, seminggu anak sekolah 2-3 hari saja dan dengan prokes ketat," ujar Jumeri.
Tapi pembukaan kembali sekolah di Juli 2021 ini, walau serentak, tapi tidak semua daerah bisa melakukannya.
Pembukaan sekolah harus juga merujuk pada daerah yang sudah memungkinkan, sesuai SKB 4 Menteri (memenuhi kriteria epidemilogis dan sarana prasarana).
Tapi pada Juli 2021 besok saat sekolah mulai dibuka, "Nanti kalau ortu masih khawatir anak-anaknya bisa tidak masuk ke sekolah atau tetap PJJ.
Ini blended learning, campuran tatap muka dan jarak jauh, belum murni tatap muka. Prokesnya juga ketat," jelas Jumeri.
Kendati demikian, epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan sebaiknya sekolah tatap muka dibuka jika siswa dan mahasiswa telah divaksinasi Covid-19.
Jadi tidak hanya gurunya saja yang sudah divaksin.
Sebab vaksinasi massal terhadap tenaga pengajar dianggap belum cukup untuk menekan penyebaran Covid-19.