J&J mengatakan data tersebut menunjukkan vaksinnya mengurangi infeksi tanpa gejala yang menyiratkan bahwavaksin tersebutdapat menghentikan penularan penyakit.
FDA menuturkan reaksi yang paling umum adalah nyeri di tempat suntikan pada 48,6%, sakit kepala pada 39%, kelelahan pada 38,2% dan mialgia pada 33,2%.
Efek samping lain termasuk demam pada 9% peserta dan demam tinggi pada 0,2% peserta yang menerima vaksin.
“Yang paling menggembirakan bagi saya adalah data di Afrika Selatan,” kata Paul Offit, direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia dan anggota komite penasihat FDA.
“Bahwa Anda masih bisa mendapatkan perlindungan terhadap penyakit yang ditangani secara medis, yang berarti rawat inap, masuk ICU, dan kematian akibat vaksin terhadap strain Afrika Selatan, saya pikir itu benar-benar menggembirakan.”
Di sisi lain, J&J mengatakan bahwa mereka diharapkan memiliki 4 jutadosis yang siap untuk digunakan setelah mendapat 'lampu hijau' dari FDA.
Mereka akan mengirimkan 20 juta dosis pada akhir Maretdan telah menjanjikan Amerika Serikat 100 juta dosis pada akhir Juni.
Vaksin diberikan dalam dosis tunggal dan dapat disimpan di lemari es biasa.
Berbeda dengan suntikan Pfizer dan Moderna yang membutuhkan dua dosis dan harus disimpan di freezer.
Vaksin J&J juga dianggap penting dalam upaya vaksinasi global karena persyaratan penyimpanan rutinnya dan sudah diluncurkan ke 500.000 petugas kesehatan di Afrika Selatan.