“Pada 2013, kami butuh waktu berbulan-bulan untuk memahami bahwa kami sedang menghadapi epidemi Ebola. Sementara kali ini, dalam waktu kurang dari empat hari, kami dapat melakukan analisis dan mendapatkan hasilnya. Tim medis kami terlatih dan berpengalaman. Kami memiliki cara untuk segera mengatasi penyakit ini,” kata Lamah kepada Reuters.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan wabah di Guinea dan Kongo mewakili risiko regional.
Perwakilan WHO di Guinea, Georges Ki-Zerbo, mengatakan dia telah meminta otorisasi untuk mendapatkan dosis vaksin sebanyak mungkin.
Baca Juga: Muncul Gejala Baru Bernama Covid Tongue, Begini Penjelasan Para Ahli
Dia menambahkan bahwa ada beberapa kendala dalam mengirimkan vaksin ke Guinea dengan cepat, tetapi pihak berwenang sedang menangani masalah tersebut sehingga vaksin tersebut dapat tersedia minggu depan untuk kampanye vaksinasi yang ditargetkan.
Organisasi Internasional termasuk Komite Palang Merah Internasional, Medecins Sans Frontieres dan badan amal medis ALIMA mengatakan mereka mengirim tim tanggap cepat ke wilayah tersebut untuk membantu.
Kampanye vaksinasi Ebola dimulai di Kongo timur pada hari Senin.
“Ada harapan bahwa dengan alat-alat baru dan pengalaman serta pelajaran yang didapat, ini mungkin bisa bekerja lebih baik kali ini,” kata Ki-Zerbo, menggarisbawahi perlunya melibatkan komunitas lokal dan mendengarkan mereka.
Baca Juga: Banyak Digunakan Untuk Fashion, Rupanya Ada Bahaya Tersembunyi dari Penggunaan Strap Masker
Juru Bicara Kementerian Kesehatan juga mengatakan bahwa tetangga Sierra Leone telah mengirim pekerja untuk mengawasi titik masuk perbatasan dalam koordinasi dengan otoritas Guinea.
“Yang paling mengkhawatirkan kami adalah bahaya penyakit yang kami alami lima tahun lalu. Kami tidak inginmengalami kembali situasi seperti itu,” kata Lamah.
Baca Juga: Kembali Syuting Sinetron, Dinda Kanyadewi Bersyukur Bisa Sembuh dari Virus Corona