Banyak Digunakan Untuk Fashion, Rupanya Ada Bahaya Tersembunyi dari Penggunaan Strap Masker

Minggu, 07 Februari 2021 | 16:15
instagram.com/wisticy.outfit

Strap masker koleksi wisticy.outfit

Gridhype.id-Masker menjadi salah satu barang wajib yang harus kita gunakan selama masa pendemi atau era new normal.

Penggunaan masker sendiri dimaksudkan sebagai upaya meminimalisir penyebaran virus covid-19 melalui udara di tempat umum.

Kewajiban memakai masker ini juga mendorong beberapa industri pembuat masker semkain berkreasi.

Baca Juga: Gagal Bulan Madu Sekalian Umrah, ini Rencana Ali Syakieb dan Margin Wieheerm Untuk Honeymoon

Mulai dari motif masker kain yang beragam hingga penggunaan starp masker.

Strap masker sendiri biasa digunakan agar pemakai bisa mengalungkan masker ketika hendak melepasnya.

Meski hal ini tergolong memudahkan kita ketika menggunakan masker, namun kenyataannya penggunaan strap masker justru bisa berdampak pada kesehatan.

Penggunaan strap masker yang memungkinkan kita untuk mengalungkan masker bisa membuat masker lebih mudah terkontaminasi virus.

Dilansir dari Kompas.com, Minggu (7/2/2021) Ahli Mikrobiologi Klinis dr Cahyarini Dwiatmo, SpMK(K) menjelaskan jika mengalungkan masker akan membuat bagian luar masker bersentuhan dengan pakaian kita.

Baca Juga: Sah Jadi Suami Istri, Berikut Fakta Margin Wieheerm yang Beda Usia 13 Tahun dengan Ali Syakieb dan Miliki Garis Keturunan Timur Tengah

Sedangkan sisi luar masker adalah bagian paling kotor yang mungkin juga sudah terkontaminasi virus corona atau virus dan bakteri lainnya.

Siapa yang tahu jika ternyata, baju kita yang bersentuhan dengan masker juga bisa mengandung virus atau bakteri.

Belum lagi saat mengalungkan masker, posisinya akan berada di dekat dagu dan bukan tidak mungkin terhirup oleh kita.

Diketahui sebelumnya, jika virus terhirup dan masuk ke dalam tubuh maka bisa menyebabkan infeksi.

Ini berlaku bukan hanya untuk virus corona, tapi juga virus dan bakteri lain yang bisa menimbulkan penyakit di dalam tubuh.

Baca Juga: Nadya Mustika Bagikan Foto Hasil USG, Unggahan Rizki DA dengan Foto Kaki Bayi Justru Banyak Dihujat Warganet

Hal inilah yang membuat pemakaian masker menjadi sia-sia jika kita mengalungkan masker.

Cara menyimpan masker yang baik sebenarnya adalah memasukkannya ke dalam wadah khusus seperti di dalam kotak atau amplop.

Kalau ingin menggunakanstrapmasker, ingatlah kalau kita tetap harus meletakkan masker ke dalam wadah khusus saat melepasnya.

Kemudian, jangan lupa juga untuk mencuci tangan sebelum dan setelah memakai masker.

Baca Juga: Tak Bisa Dipakai Dalam Waktu Lama, Berikut 5 Tanda Masker Kain Sudah Harus Diganti

Kapan Saatnya Mengganti Masker

nytimes.com

Masker kain

Agar masker kain dapat berfungsi secara maksimal, ada baiknya kamu mengetahui kapan masker kain harus diganti.

Seperti dilansir Gridhype.id dari Livestrong, berikut 5 tanda masker kamu sudah harus diganti.

Baca Juga: Berbeda dengan Indonesia, Prancis Justru Larang Penggunaan Masker Kain

1. Tidak nyaman dipakai.

Kenyamanan dalam menggunakan masker tentu menjadi poin utama.

Jangan sampai masker yang kita gunakan justru membuat kita sulit bernapas atau menimbulkan iritasi pada kulit akibat bahan dari masker kain itu sendiri.

Seiring berjalannya waktu, masker yang tadinya berbentuk sempurna bisa mengalami penyusutan atau meregang dan tali pengikat bisa kehilangan elastisitasnya.

Periksa apakah tali masker melukai telinga kamu, atau masker tidak lagi bisa menutupi mulut dan hidung dengan benar.

Bila jawabannya iya, maka sudah saatnya kamu mengganti maskermu dengan yang baru.

"Saat kita memakai masker untuk waktu yang lama, tali yang ada di dekat di telinga akan mengendur, sehingga letaknya tak lagi pas di dagu dan di atas hidung," kata administrator proyek dan pendidik kesehatan masyarakat di Bio Containment Unit (BCU), Johns Hopkins Hospital di Baltimore, Chris Sulmonte.

Baca Juga: Gubernur DKI Jakarta Keluarkan Aturan Standarisasi Masker yang Harus Digunakan, Anies Sebut Bakal Beri Sanksi Bagi Pelanggar

2. Masker robek

Masker yang robek tentunya sudah tidak efektif lagi jika masih digunakan.

Proses pencucian hingga pengeringan masker yang berulang dapat menyebabkan kain robek, muncul lubang hingga menjadi longgar.

Tentunya hal ini menjadi ppertanda jika kamu harus mengganti masker.

3. Terkena masalah kulit

Masker kain dapat menimbulkan sejumlah masalah kulit bagi penggunanya.

Hal ini dikarenakan kulit yang sensitif ataupun bahan masker yang tidak cocok.

Menurut America Academy of Dermatology, masalah kulit yang dapat timbul dari pemakaian masker antara lain, ruam alergi, kulit kering, jerawat, rosacea dan eksim.

Jika masker yang kamu kenakan menimbulkan masalah kulit diatas, sebaiknya kamu ganti.

Baca Juga: Anti Bau Amis, Begini Caranya Bikin Masker Putih Telur yang Ampuh Untuk Kecilkan Pori-Pori dan Mencerahkan Wajah

4. Masker belum dicuci beberapa minggu

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan jika kamu harus mencuci masker kain setiap kali kotor atau setidaknya setiap hari.

"Semakin lama kamu memakai sesuatu, semakin besar kemungkinannya untuk terkontaminasi dengan bakteri, baik dari mulut kamu sendiri ataupun dari luar" terang dokter sepsialis penyakit infeksi di NYU Langone Health, New York City, Scott Weisenberg.

5. Salah pilih sejak awal

Seiring berjalannya waktu, varian Covid-19 jenis baru yang menular lebih mudah membuat kita harus lebih ekstra untuk menerapkan protokol kesehatan.

Hal ini juga mempengaruhi pemilihan masker yang yang lebih baik seperti masker medis.

CDC merekomendasikan untuk kita memilih asker yang memiliki seetidaknya dua lapisan, menutupi hidung dan mulut sepenuhnya serta pas di wajah tanpa celah.

Apabila kamu memilih masker gratis yang diberikan orang lain atau perusahaan tertentu tahun lalu, kini sudah saatnya untuk mengganti dan meningkatkan perlindungan diri kamu dengan masker yang lain.

Sebaiknya hindari mengenakan masker yang terdiri dari satu lapisan, bandana, kain yang membuat kamu sulit bernapas (seperti vinil atau kulit) dan masker dengan ventilasi.

(*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Kompas.com, Livestrong, RRI.co.id

Baca Lainnya