"Saya pikir yang menjadi perbincangan saat ini adalah sesuatu yang sudah dilakukan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dan aturan itu tidak melebihi apa yang kita lihat di negara tersebut," jelas Son.
Son mengibaratkan Alibaba adalah "telur emas" yang sedang dierami SoftBank sebagai "induknya".
Dia memahami bahwa banyak orang khawatir dengan Alibaba yang tengah disorot Pemerintah China terkait dugaan monopoli.
"Bisnis (Alibaba) sendiri sebenarnya beroperasi dengan lancar dan berkembang," imbuh Son.
Namun, Son enggan mengomentari mengapa Ma memberikan kritik yang keras terhadap Pemerintah China bulan Oktober lalu.
"Saya tidak tahu detailnya. Jadi saya ragu untuk memberikan tanggapan tentang itu," katanya.
Sebelum dilaporkan "menghilang", Ma sempat melontarkan kritik pedas ke Pemerintah China dalam sebuah pidato di Shanghai, 24 Oktober lalu.
Ma menuding bahwa bank-bank di China beroperasi dengan mentalitas "rumah gadai", berkaitan dengan jaminan untuk kredit.
Ma juga mengkritik regulasi perbankan yang berlaku dan menilai regulasi itu menghambat inovasi dan harus segera direformasi untuk mendorong ekonomi.
Tampaknya, Pemerintah China kurang berkenan menerima kritik tersebut. Pemerintah kemudian memperketat regulasi fintech sehingga menjegal rencana IPO Ant Group pada November 2020.
Tidak hanya itu, Pemerintah juga membentuk satgas khusus untuk mengawasi Ant Group.