Follow Us

Bersemedi untuk Mendapat Berkah Nyai Roro Kidul, Raja-raja Mataram Gemar Lakukan Hal Sadis Ini Demi Hiburan

None - Minggu, 24 Januari 2021 | 15:30
Nyi Roro Kidul
Foto IST

Nyi Roro Kidul

Baca Juga: Masuk Daftar Obat yang Diteliti Untuk Sembuhkan Covid-19, Benarkah Obat Asam Urat Bisa Kurangi Risiko Kematian Akibat Corona

Selama mereka bersemadi itulah kadang-kadang diadakan acara selingan berburu sebagai rekreasi. Waktu ibukota Mataram dipindah ke Kartosuro dan kemudian ke Surakarta, Krapyak-krapyak tadi tetap dipelihara meskipun jaraknya amat jauh untuk ukuran waktu itu.

Hal ini disebabkan karena kebiasaan untuk bersemadi tadi masih tetap dilakukan. Selain itu hal yang biasa dilakukan oleh raja Hayam Wuruk pada jaman Majapahit untuk berziarah ke tempat-tempat keramat dan ke makam leluhur dinasti, masih dijalankan juga oleh raja-raja Mataram pada zaman Kartosuro dan Surakarta.

Krapyak Pring Amba, misalnya, terletak di kaki bukit Girilaya dan di bukit ini dimakamkan salah seorang isteri Amangkurat I dan Sunan Geseng salah seorang di antara Walisongo. Sedangkan muara sungai Opak kecuali dekat pantai Selatan, juga tidak begitu jauh letaknya dari Imogiri, yaitu kompleks makam keluarga kerajaan Mataram dimulai dari Sultan Agung.

Pada waktu acara ziarah ke makam leluhur dinasti itulah sering diseling dengan acara berburu di dalam Krapyak. Berita tertua tentang perburuan semacam itu kita peroleh dari E. Rijkloff van Goens, duta VOC yang beberapa kali mengunjungi ibukota Mataram pada abad ke-XVII.

Pada tahun 1652 Van Goens pernah mengikuti acara berburu yang diadakan oleh Amangkurat I di sekitar muara sungai Opak. la melukiskan tempat itu sebagai "… padang perburuan yang luasnya tak terkira dan dikelilingi pagar dari balok kayu jati. Di dalamnya terdapat ribuan rusa, kerbau liar, banteng, kuda liar serta hewan lainnya dimana orang dapat memburu mereka tanpa takut diterkam harimau atau digigit ular… "

Jadi jelaslah apa perbedaan antara Krapyak dengan hutan biasa. Di dalam Krapyak keadaannya dijaga sedemikian rupa agar supaya binatang-binatang buas seperti harimau tidak dapat masuk ke dalamnya demi menjaga kenikmatan para pemburu.

Perjalanan Amangkurat IV

Tujuan perjalanan sebenarnya untuk berziarah ke makam leluhur dinasti dilanjutkan dengan bersemadi ke pantai Selatan. Akan tetapi acara-acara selingan yang diselenggarakan Sunan Amangkurat IV cukup menarik untuk kita ketahui.

Baca Juga: Makin Dekat Hari H, Sosok Ini Bongkar Kapan Ayu Ting Ting dan Adit Jayusman Menikah : Sudah Mengurus Surat

Rombongan berangkat pada pagi hari tanggal 3 September 1724, dikawal oleh ratusan perajurit Mataram, ratusan punggawa dan pemikul tandu, ratusan pelayan, ditambah dengan 75 orang serdadu Kompeni di bawah komandannya Letnan Hendrik Coster.

Dari Perwira Kompeni ini pulalah kita memperoleh laporan perjalanan Sunan. Dari ibukota Kartosuro rombongan bertolak diiringi tembakan salvo meriam dari arah benteng VOC sebagai penghormatan.

Source : Intisari

Editor : Hype

Baca Lainnya

Latest