Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Banjir Besar, Greenpeace Sebut Hutan Hujan Kalimantan Hilang Berganti Jadi Perkebunan dan Tambang Batubara

Helna Estalansa, None - Minggu, 17 Januari 2021 | 11:15
Bencana Banjir di Kalimantan Selatan
Twitter BNPB Indonesia via Tribunnews

Bencana Banjir di Kalimantan Selatan

GridHype.ID -Baru-baru ini Indonesia dikejutkan dengan kabar tak menyenangkan.

Bencana alam kembali melanda ibu pertiwi.

Ya, terjadi banjir besar di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.

Bahkanmasyarakat setempat terkejut dengan banjir besar yang hampir merata di semua wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Banjir Besar di Kalimatan Selatan, Benarkah Hanya karena Hujan Deras?

Masyarakat menyebut, banjir seperti itu baru kali ini terjadi sepanjang sejarah.

Banjir di Kalsel menyebabkan sejumlah orang meninggal dan ratusan ribu warga lainnya mengungsi akibat perkampungan mereka terendam banjir.

Sejauh ini, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNBP) menyampaikan terdapat tujuh kabupaten yang terdampak banjir di Kalimantan Selatan yakni Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kota Tanah Laut.

Sementara itu sejumlah organisasi pemerhati lingkungan hidup menyoroti banjir kali ini disebabkan oleh rusaknya ekologi di Kalsel akibat ulah manusia.

Baca Juga: Alami Mimpi Melihat Banjir, Ternyata Artinya Berhubungan Langsung dengan Rezeki dan Kondisi Kesehatanmu nih

Greenpeace Indonesia melalui @GreenpeaceID menerangkan bahwa lebih dari separuh hutan hujan Kalimantan hilang dalam 50 tahun terakhir, berganti dengan perkebunan monokultur dan lubang tambang batubara.

"Kini meningkatnya suhu bumi yang disebabkan pembakaran batubara dan hilangnya hutan, membawa bencana Krisis Iklim ke tanah Borneo," tulis @GreenpeaceID pada Sabtu (16/1/2021).

Sementara itu sejumlah organisasi pemerhati lingkungan hidup menyoroti banjir kali ini disebabkan oleh rusaknya ekologi di Kalsel akibat ulah manusia.

Greenpeace Indonesia melalui @GreenpeaceID menerangkan bahwa lebih dari separuh hutan hujan Kalimantan hilang dalam 50 tahun terakhir, berganti dengan perkebunan monokultur dan lubang tambang batubara.

Baca Juga: Sejumlah Jalan di Jakarta Mulai Tergenang Banjir, Perhatian Untuk Pengendara Mobil, Ingat Segini Batas Aman Mobil Bisa Lewati Genangan Air

"Kini meningkatnya suhu bumi yang disebabkan pembakaran batubara dan hilangnya hutan, membawa bencana Krisis Iklim ke tanah Borneo," tulis @GreenpeaceID pada Sabtu (16/1/2021).

Greenpeace Indonesia menyebut bahwa kerusakan ekologi yang belum juga menjadi perhatian serius pemerintah @jokowi, mengantar pada bencana yang kembali mengawali awal pergantian tahun.

"Banjir Kalsel di awal tahun ini bukanlah yang pertama terjadi, tapi justru menimbulkan dampak yang kian parah."

Greenpeace Indonesia juga menyoroti tingginya curah hujan yang dijadikan alasan utama atas banjir yang terjadi.

Baca Juga: Bendung Katulampa Siaga 1, Warga Jakarta Siap-Siap Banjir Kiriman

Padahal, faktor yang tidak kalah penting yakni adanya kerusakan lingkungan yang telah terjadi.

"Tingginya curah hujan masih dijunjung sebagai faktor. Padahal, laju #krisisiklim yang terus diperparah oleh ketimpangan lingkungan hidup atas kepentingan lahan industri menjadi penyebab utama."

"Perlu selalu kita sadari bahwa keseimbangan ekologi bukan hanya perihal pelestarian lingkungan ataupun ekosistem alam di luar sana, tapi juga soal hajat hidup yang dekat dengan kita semua. Soal bencana yang semakin marak mengancam nyawa.

Waktunya tanamkan kepedulian untuk bersama mendorong upaya pemulihan lingkungan menuju normal baru yang berkelanjutan, demi meredam ancaman bencana yang berulang. Semoga saudara-saudara kita selalu berada dalam keselamatan."

Baca Juga: Waspada! Denny Darko Peringatkan Warga Indonesia Soal Bencana Alam Mengerikan yang Bakal Terjadi di 2021: Air Ini Menyapu Kita Semua

Warga butuh bantuan

Sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dilanda banjir sejak beberapa hari lalu hingga Jumat (15/1/2021).

Meski bantuan mulai mengalir, banyak warga Kalsel yang menyebut masih belum mendapatkan bantuan logistik seperti makanan hingga pakaian.

Tagar #KalselJugaIndonesia langsung memuncaki trending topik Twitter.

Baca Juga: Dari Virus Zombie yang Membuat Manusia Punah hingga Badai Matahari, Nostradamus Ramalkan Bencana Mengerikan yang Terjadi di Tahun 2021

Masyarakat Kalsel meminta pemerintah memperhatikan musibah banjir di sana yang sudah berlangsung selama tiga hari.

Di sisi lain, banyak warga yang mengungsi namun belum mendapatkan bantuan apapun.

Adapula yang menginformasikan dirinya masih terisolasi akibat akses terputus.

Tidak sedikit bahkan warga yang kemudian mengandalkan pertolongan dari relawan.

Baca Juga: Mensos Korupsi Uang Bansos Pandemi Covid-19 dengan Jumlah Fantastis, Ketua KPK Sebut Juliari Bisa Diancam Hukuman Mati

"Tolong yang bisa menghubungi relawan lah. Carikan atau antari aku nasi ke Bulai dalam arah Banua Binjai. Kawan ulun Maria di Loteng. Terakhir siang masih di loteng belum makan dari semalam," tulis akun Jihandinaa.

"Guys ini kabar dr slh satu tmn aku di Kalsel Dia orng yg berduit, ga kekurangan. Tp yg jadi masalah disana adalah barangnya yg gaada wlwpun duitnya ada. Krn jembatan utamany putus jd gbs masuk itu logistik dr darat. I really want to help tp bener2 clueless," tulis @anggig_birds

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Greenpeace: Lebih dari Separuh Hutan Hujan di Kalsel Berganti Jadi Tambang Batubara dan Pekebunan

(*)

Source :Wartakotalive

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x