"Jadi, ELT tidak didesain untuk impact yang besar. Jadi, kalau teman-teman di sana menemukan serpihan, berarti pesawat impact-nya cukup kuat. Dan kemungkinan besar ELT-nya enggak sukses," kata Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono, kepada Kompas.com, di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Tangerang.
Dugaan lainnya adalah ELT di pesawat tersebut sudah rusak sehingga tidak menyala.
"ELT yang dipasang di pesawat itu kalau tenggelam ke air pasti tidak akan manjat. ELT-nya kemungkinan rusak," kata dia.
(TribunStyle.com/Nafis)
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Tragedi AirAsia, Adam Air, Garuda, Sriwijaya Air, Ini Alasan Awan Cumulonimbus Bahayakan Penerbangan