Follow Us

Awan Ini Jadi Penyebab Berbagai Tragedi dari AirAsia, Adam Air, Garuda hingga Sriwijaya Air, Begini Penjelasan Kenapa Cumulonimbus Jadi 'Mimpi Buruk' Penerbangan

None - Senin, 11 Januari 2021 | 13:45
Awan Cumulonimbus di langit Samudra Pasifik
Instagram/@santiagoborja

Awan Cumulonimbus di langit Samudra Pasifik

Oleh sebab itu, kondisi cuaca ektrem ini bisa sangat berpengaruh terhadap keselamatan penerbangan.

Berdasarkan analisi BMKG, Guswanto melanjutkan, saat ini secara umum masih berpotensi tinggi terjadinya pembentukan awan-awan yang bisa membahayakan penerbangan.

"Oleh karena itu BMKG terus mengimbau masyarakat dan semua pihak yang terkait dengan sektor transportasi, untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya terhadap cuaca signifikan atau potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di puncak musim hujan, demi mewujudkan keselamatan dalam layanan penerbangan," kata Guswanto.

Tanda Kehadiran Awan Cumulonimbus

Cumulonimbus
NASA

Cumulonimbus

Awan Cumulonimbus sendiri memiliki bentuk awan vertikal menjulang sangat tinggi, padat, dan di dalamnya mengandung badai petir serta cuaca dingin, sebagaimana dilansir dari wikipedia.

Jelas, berbahaya sekali kalau melihat kekuatan hempasannya.

Berasal dari bahasa Latin, "cumulus" berarti terakumulasi dan "nimbus" berarti hujan.

Baca Juga: Kabar Terbaru dari Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, Bagian Badan Pesawat hingga 10 Jasad Korban Telah Ditemukan

Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer.

Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall.

Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan.

Source : Tribun Style

Editor : Ruhil Yumna

Baca Lainnya

Latest