Mungkin yang paling surprisingly adalah sebenarnya adaptasi yang dibutuhkan secara personal untuk menjadi pejabat publik," cerita Nadiem.
"Konsep hubungan dengan masyarakat, socmed, enggak bisa keluar-keluar ke jalanan, saya ke restoran apa-apa dicegat orang gitu," jelasnya lagi.
Kedua, pernah merasakan jadi masyarakat sipil atau pihak swasta biasa, Nadiem pun semakin merasakan perbedaan.
"Kadang-kadang bawaannya kan skeptis ya sama pemerintah, tapi waktu saya masuk ke Kemendikbud, saya belajar banyak banget orang-orang bagus di dalam Kemendikbud, dan bukan cuma bagus, orang-orang hebat gitu.
Tapi banyak dari mereka yang mungkin belum dimemerdekakan untuk mencapai hidup mereka," jelas Nadiem. Hal tersebut diakui pria berumur 36 tahun itu sebagai motivasi.
"Ternyata di dalam birokrasi kita, kadang orang luar, anak muda skeptis nih,
tapi sebenarnya island of talent itu banyak sekali di pemerintah dan tinggal di unlock," ungkap Nadiem.
Ketiga, dari guru-guru yang ditemuinya di daerah-daerah, yang kebetulan berbicara dengannya,
menurut Nadiem, mereka punya hati luar biasa dan pemikiran kritis terhadap pembelajaran buat anak-anak.
(*)