Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Fenomena Kemunculan Semut Bau yang 'Serang' Warga Banyumas, Bisa Sebabkan Gatal-gatal di Permukaan Kulit

None - Sabtu, 21 November 2020 | 14:15
Ilustrasi semut Bau
Kolase Gridhype.id

Ilustrasi semut Bau

Poligini yakni dalam satu koloni bisa terdapat lebih dari satu ratu.

Serta, kata Trisnowati, terjadi pula polidomi. Artinya, satu koloni terdiri dari banyak sarang dalam satu pohon atau lebih dari satu pohon.

Baca Juga: Hujan Meteor Hingga Blue Moon, ini Sederet Fenomena Langit yang Akan Terjadi Sepanjang Oktober, Catat Waktunya!

Tim ahli entomologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengambil sampel semut yang meneror sebagian warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
(KOMPAS.COM/HANDOUT)

Tim ahli entomologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengambil sampel semut yang meneror sebagian warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

“Fenomena seperti ini yang terjadi di desa Pageraji sehingga populasinya demikian tinggi,” ujarnya.

Semut bau tidak hanya bersarang di tanah dan pepohonan.

Tetapi, juga bersarang di retakan-retakan tembok rumah dan tumpukan kayu.

Trisnowati mengungkapkan tapinoma sessile merupakan semut rumahan.

Jenis ini banyak ditemukan di Indo-Australia dan Etiopia.

Semut tersebut dapat memakan apa pun, namun jika memiliki pilihan semut menyukai makanan yang mengandung protein.

Baca Juga: Masuk Musim Hujan, BMKG Minta Masyarakat Waspada Terhadap Bencana Hidrometeorologi di Sepanjang Oktober

Cara mengendalikan populasi

Source :Kompas.com

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x