“Studi ini menunjukkan makan sehat yang juga memberikan manfaat bagi planet ternyata harganya lebih terjangkau dibanding pola makan orang Australia pada umumnya,” lanjut Goulding.
Lebih lanjut ia menjelaskan biaya yang dikeluarkan untuk membeli makanan sehat untuk rumah tangga dengan sosio ekonomi rendah.
Ternyata keluarga tersebut hanya perlu mengeluarkan rata-rata 17 persen dari pendapatannya untuk membeli makanan sehat dan berkelanjutan.
Sedangkan biayanya jauh lebih mahal untuk membeli makanan khas Australia yakni 21 persen dari pendapatan.
Lalu untuk rumah tangga dalam kategori sosial ekonomi yang lebih tinggi hanya mengeluarkan biaya 11 persen dari pendapatan untuk membeli makanan sehat.
Baca Juga: Punya Arti Khusus, Bentuk Tanda Tanganmu Ternyata Bisa Ungkap Sifat dan Watak Sesungguhnya
Berbeda dengan pembelian makanan khas Australia yang membutuhkan biaya 13 persen dari pendapatan.
Tak hanya di Australia, penelitian tentang biaya yang lebih murah untuk makan sehat juga dilakukan di Amerika Serikat.
Suatu survei terhadap lebih dari seribu orang di Amerika pada musim semi ini menemukan hasil yang tak jauh berbeda.
Mereka yang belanja bahan makanan untuk pola makan nabati tanpa daging menghemat rata-rata 23 dolar Amerika (sekitar Rp 332 ribu) per minggu dibanding teman yang membeli daging.
Dari kedua penelitian ini bisa ditarik kesimpulan jika pola makan sehat dan berkelanjutan seperti diet vegan memberi manfaat kesehatan bagi tubuh sekaligus menghemat biaya pengeluaran.
“Kami sangat berharap hasil ini akan meyakinkan pembeli bahwa memilih mkanan yang lebih sehat dan berkelanjutan tidak akan menghabiskan anggaran belanja mereka,” kata Goulding.