“Bulan ini (November--red) mereka terakhir kerja,” ucapnya.
Hendra menyebut perusahaan tidak sanggup bertahan dan membayar gaji pegawainya.
Pabrik itu mengalami kerugian lantaran tidak adanya penjualan.
“Sehingga hal itu mematikan uang pemasukan. Datanya kami ada, tapi tidak bisa dipublish ke umum,” kata Hendra.
Ia merinci sejak awal pandemi hingga kini total yang terkena PHK dan dirumahkan sebanyak 37 ribu buruh.
Dan menurutnya data ini akan terus semakin bertambah.
“Jadi dengan total sekitar 37 ribu buruh dirumahkan dan kena PHK ditambah 1.800 pegawai yang akan diberhentikan, artinya bisa hampir 40.000 karyawan terkena dampaknya,” ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Perusahaan Gulung Tikar, Sebanyak 1.800 Buruh Pabrik Sepatu November Ini Terakhir Bekerja
(*)