Ketika kejadian itu berulang lagi beberapa bulan kemudian, Bethany dirujuk ke ahli saraf, mereka tidak dapat menemukan sesuatu yang salah dengan otak Bethany, dan menyimpulkan hal yang sama yakni 'mantra penahan napas'.
Tetapi Natalie yakin ada sesuatu yang lebih dan mendorong Bethany untuk dirujuk ke ahli jantung.
Tes lebih lanjut mengungkapkan kesalahan dalam komunikasi antara hati dan otak Bethany ketika dia mengalami rasa takut atau rasa sakit yang terkecil sekalipun.
Bethany didiagnosis pada bulan November dengan bentuk pingsan yang disebut vasovagal syncope yang menyebabkan dia pingsan ketika takut atau terluka, dan jeda sinus yang membuat jantungnya tiba-tiba berhenti.
Dia menjalani operasi pada 3 Januari untuk memasang implan loop recorder di dadanya untuk memberi informasi medis 24/7 tentang detak jantung Bethany.
Jika hati Bethany mulai berhenti untuk waktu yang lama, dia mungkin membutuhkan alat pacu jantung, tetapi ibu dan ayahnya bertekad untuk menghabiskan semua pilihan lain sebelum operasi yang 'mengubah hidup'. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul,Dengar Teriakan 'Bethany Sudah Mati' Karena Jantungnya Sering Berhenti Berdetak Saat Marah, Tiba-tiba Balita Ini Bangun Lagi, Inilah Kondisi yang Dialaminya