Padahal produsen kertas cenderung tidak mau memakai sampah kertas untuk membuat produk baru.
“Jadi, setiap kali ada produksi kemasan makanan kertas, artinya semakin banyak pohon yang harus ditebang,” papar dia saat kuliah umum di Fakultas Teknik Univeristas Indonesia (UI), Senin (18/12/2018).
Keluar dari jeratan Berdasarkan data dan fakta tersebut, sebaiknya Anda harus berpikir dua kali saat mencari makanan atau camilan, terutama soal media pembungkusnya.
Jangan sampai rasa lapar yang dialami membuat Anda gelap mata ketika membeli makanan sehingga berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan sekitar.
Nah, salah satu solusi untuk mengeluarkan Anda dari jeratan tersebut adalah styrofoam.
Selidik punya selidik, kemasan ini ternyata ramah lingkungan dan aman untuk kesehatan bila digunakan sebagai wadah atau pembungkus makanan.
Bagaimana bisa? Akhmad Zainal Abidin menjabarkan, sytrofoam aman jadi kemasan makanan karena bahan utamanya mengandung zat polistirena.
“Sebenarnya, polistirena adalah material organik yang terbentuk dari karbon dan hidrogen. Sebuah material didefinisikan organik jika terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen,” ucap Zainal.
Menurut dia, meski styrofoam mengandung zat kimia stirena, namun kandungannya masih dalam batas aman, yaitu 0-43 part per million (ppm).
Ini sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).