"Misalnya kita ingin beli Samsung S20 yang harganya kisaran Rp 12 juta-Rp 20 juta, tapi tiba-tiba ada penawaran di e-commerce bahwa S20 harganya Rp 500.000. Hati-hati, jangan dibeli karena bisa jadi itu penipuan, enggak logis harganya," ucapnya.
Kedua, sebelum berbelanja tentukan berapa banyak anggaran yang dibelanjakan.
Sebab, banyak sekali konsumen karena keasikan scrool up atau melihat-lihat produk di halaman e-commerce merasa tertarik dan ingin membeli.
Padahal produk tersebut tidak masuk dalam daftar list yang ingin dibeli.
Alhasil, anggaran belanja bengkak dari yang sudah ditentukan.
Ketiga, konsumen diminta untuk selalu memperhatikan promo dan mekanismenya.
Konsumen sering sekali apabila melihat promo, langsung cepat tergiur tanpa melihat informasinya secara detail, entah itu promo yang sudah kadaluarsa ataupun promo yang memiliki rules atau syarat dan ketentuan.
"Apalagi kalau misalnya promo itu hanya diperuntukkan untuk 20 pembeli pertama. Karena tidak tahu skema, syarat dan ketentuannya yang ada konsumen jadi marah-marah, padahal konsumen sendiri yang tidak membaca secara detail," ucapnya.
Baca Juga: Pengen Tahu PNS di Intansi Mana yang Dapat Gaji Tertinggi di Indonesia? Berikut Penjabarannya
Sementara, pada saat berbelanja konsumen diminta untuk harus memperhatikan riview dari beberapa konsumen lain.