Ini merupakan tuduhan yang dianggap Indonesia sengaja digaungkan untuk mendukung separatisme.
“Indonesia akan membela diri dari segala advokasi separatisme yang disampaikan dengan kedok kepedulian terhadap hak asasi manusia yang artifisial,” kata Silvany.
Atas aksinya tersebut, Silvany pun mengundang decak kagum publik di Tanah Air dan membuat publik penasaran terhadap sosoknya.
Dikutip dari situs kemlu.go.id, Silvany Austin Pasaribu menjabat sebagai Sekretaris Kedua Fungsi Ekonomi I Perutusan Tetap RI untuk PBB, New York, Amerika Serikat.
Ia merupakan salah satu diplomat muda Indonesia yang bertugas di sana. Dikutip dari Tribunnews, Silvany merupakan lulusan Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Jawa Barat.
Ia lantas berkarier di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan mendapat gelar S2 setelah berkuliah magister di Universitas Sydney, Australia.
Silvany juga pernah bertugas sebagai Atase Kedutaan RI di Inggris sebelum bertugas di Kantor Perwakilan Tetap RI untuk PBB di New York.
Saat Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada 2018, Silvany masih tergolong pegawai baru Kemenlu.
Meskipun demikian, ia sudah terjun menjadi liaison officer (LO) dalam acara tersebut. Publik, khususnya di media sosial, banyak yang memuji kepiawaian Silvany tersebut, salah satunya pujian di akun Twitter @Lundayee.
"Diplomat RI di sidang umun PBB. Catet! Bukan Haikal, bukan Fadli, bukan Andre, juga bukan KAMI. Tapi, Silvany Agustin Pasaribu," tulis dia. "Diplomat Indonesia Silvany Austin Pasaribu, tegas saat menjawab tudingan PM Vanuatu di sidang majelis umum PBB. Top sih Mbak satu ini," tulis akun lainnya, @Rheinoarie. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sosok Silvany Austin Pasaribu, Diplomat Muda yang Pukul Telak Perwakilan Vanuatu di Sidang Umum PBB"