Strain D614G
Sejak awal Maret 2020, para peneliti telah mengurutkan genom virus corona di salah satu rumah sakit terbesar di Texas, AS.
Hingga kini, telah terdokumentasi 5.058 urutan genom. Pada gelombang pertama wabah di Houston medio Maret lalu, 71 persen infeksi diketahui berasal dari virus mutasi yang berasal dari China (D614G).
Selanjutnya pada gelombang kedua di bulan Mei hingga saat ini, infeksi akibat virus mutasi D614G ini melonjak hingga 99,9 persen.
Para peneliti dari University of Chicago dan University of Texas di Austin, menemukan orang yang terinfeksi virus jenis ini memiliki gejala atau gangguan lebih tinggi di saluran pernapasan bagian atas, ini memungkinkan virus menyebar lebih efektif.
Ada yang menyebut D614G ini sebagai strain virus yang lebih mudah beradaptasi untuk menyebar dari satu manusia ke manusia lain.
Meskipun lebih mudah menular, namun virus itu tidak lebih mematikan dari jenis virus sebelumnya.
Baca Juga: Tak Hanya Baik untuk Mata, Siapa Sangka Wortel Ampuh Atasi Diare, Begini Caranya!
Menyikapi temuan itu, ahli virologi dari National Institute of Allergy and Infectious Disease (NAIDA), David Morens mengatakan keberadaan virus mutasi dengan karakteristknya ini bisa berimplikasi pada kemampuan manusia untuk mengendalikannya.
Semakin bayak keragaman genetik yang dimiliki sebuah virus, maka semakin besar kemampuannya untuk berevolusi dan menghindari obat dan vaksin yang ditemukan di masa depan.
10 kali lebih menular