Kendati demikian, para ahli mengungkap secara teori sangat mungkin kita terpapar Covid-19 dari kemasan makanan.
Baca Juga: Beda dengan Gisel yang Menyesalkan Perceraian, Gading Marten Justru Ingin Fokus pada Kariernya
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, studi yang dilakukan di laboratorium menunjukkan virus corona bisa bertahan selama beberapa jam di beberapa bahan kemasan, seperti karton dan berbagai jenis plastik.
Apalagi sebagian besar makanan kemasan diangkut dan disimpan dalam suhu rendah, yang memungkinkan virus lebih stabil saat bertahan di suhu yang lebih rendah.
Kendati demikian, ilmuwan masih mempertanyakan apakah hasil penelitian ini dapat direplikasi di luar laboratorium.
Baca Juga: Cerita Gisella Anastasia yang Ngaku Deg-degan Saat Kenakan Outfit Senilai Rp2 Miliar: Takut Rusak
Profesor ilmu pernapasan di University of Leicester, Inggris, Dr Julian Tang mengatakan di dunia luar, kondisi lingkungan dapat berubah dengan cepat. Artinya, virus tidak dapat bertahan lama.
Sementara itu, Emanuel Goldman, profesor mikrobiologi di Universitas Rutgers juga menunjukkan studi laboratorium menggunakan sampel hingga 10 juta partikel virus.
Sedangkan jumlah partikel virus, misalnya dalam tetesan aerosol ke permukaan, ternyata kemungkinan hanya sekitar 100.
"Kemungkinan transmisi melalui permukaan sangat kecil, dan hanya ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin di permukaan itu, dan orang lain menyentuh permukaan itu tak lama setelah batuk dan bersin (dalam waktu satu hingga dua jam)," kata Goldman dalam makalahnya di jurnal Lancet pada Juli lalu.
Asumsi risiko penularan umumnya didasarkan bahwa pekerja di pabrik pengemasan makanan mungkin menyentuh permukaan yang terkontaminasi, kemudian menyentuh mata, hidung dan mulut mereka.