Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Musim Penghujan Bakal Segera Tiba, 3 Faktor Ini yang Jadi Pemicu Menurut BMKG

None - Rabu, 09 September 2020 | 16:30
Ilustrasi musim penghujan
Pixabay

Ilustrasi musim penghujan

GridHype.ID - Musim penghujan tahun 2020-2021 diprediksi bakal mulai mulai terjadi pada akhir Oktober mendatang.

Hal itu didasarkan pada pernyataan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) atas hasil pemantauan perkembangan musim kemarau dari bulan Mei hingga akhir Agustus 2020.

Menurut analisis BMKG, perkembangan musim kemarau hingga akhir Agutus 2020 menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia yaitu sekitar 87 persen sudah mengalami musim kemarau.

Baca Juga: Jalinan Asmaranya Tak Direstui Orangtua, Gadis Cantik Ini Nekat Minggat dari Rumah, Sang Ibu Kalang Kabut

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa pemantauan BMKG hingga akhir Agustus tersebut menemukan beberapa kondisi atmosfer yang menunjang peningkatan curah hujan, di antaranya adalah:

1. Potensi La-Nina

Pada Agustus 2020 lalu, BMKG memantau adanya anomali suhu muka laut pada zona Ekuator di Samudera Pasifik yang menunjukkan adanya potensi La-Nina dengan indeks Nino 3.4= -0,69.

"(Potensi La-Nina ini) yang berpotensi mengakibatkan peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia pada saat musim hujan nanti," kata Dwikorita.

Hal ini disebutkan sejalan dengan prediksi institusi meteorologi dunia lainnya yang menyatakan ada peluang munculnya anomali iklim (La-Nina).

Untuk diketahui, La-Nina berkaitan dengan lebih dinginnya suhu muka laut di Pasifik Ekuator dan lebih panasnya suhu muka laut wilayah Indonesia.

Hal ini akan menambah suplai uap air untuk pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Indonesia dan menghasilkan peningkatan curah hujan.

Baca Juga: Sajikan Konten Edukasi, Lutfi Agizal Kecewa Netizen Mereport Akun Instagramnya

2. Kondisi IOD Negatif

Di Samudera Hindia, pemantauan BMKG terhadap anomali suhu muka laut menunjukkan kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dengan indeks IOD yaitu -0.47.

IOD negatif ini menandakan suhu muka laut di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera lebih hangat dibandingkan suhu muka laut Samudera Hindia sebelah timur Afrika.

Hal ini juga menambah suplai uap air untuk pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia dan menghasilkan peningkatan curha hujan, khususnya untuk wilayah Indonesia bagian barat.

Dwikorita berkata, kondisi IOD negatif ini berpeluang bertahan hingga akhir tahun 2020.

3. Peralihan angin

Deputi Klimatologi BMKG, Drs Herizal, menyampaikan, datangnya musim hujan umumnya berkaitan erat dengan peralihan angin.

Peralihan angin yang dimaksud adalah peralihan Angin timuran yang bertiup dari benua Australia (Monsun Australia) menjadi Angin Baratan yang bertiup dari Benua Asia (Monsun Asia).

Baca Juga: Siapa Sangka Kecerdasan Seorang Anak Ternyata Diturunkan dari Sang Ibu, Begini Penjelasan Pakar

"Angin monsun diprediksi akan dimulai dari wilayah Sumatera pada Oktober 2020," kata Herizal.

Setelah dari Sumatera, wilayah terdampak peralihan angin ini adalah Kalimantan, kemudian sebagian wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara pada November 2020.

Hingga akhirnya, monsun Asia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada bulan Desember 2020 hingga Maret 2021.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Faktor Pemicu Awal Musim Hujan Terjadi Akhir Oktober, Menurut BMKG"

Source : Kompas

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x