GridHype.ID - Musim penghujan tahun 2020-2021 diprediksi bakal mulai mulai terjadi pada akhir Oktober mendatang.
Hal itu didasarkan pada pernyataan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) atas hasil pemantauan perkembangan musim kemarau dari bulan Mei hingga akhir Agustus 2020.
Menurut analisis BMKG, perkembangan musim kemarau hingga akhir Agutus 2020 menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia yaitu sekitar 87 persen sudah mengalami musim kemarau.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa pemantauan BMKG hingga akhir Agustus tersebut menemukan beberapa kondisi atmosfer yang menunjang peningkatan curah hujan, di antaranya adalah:
1. Potensi La-Nina
Pada Agustus 2020 lalu, BMKG memantau adanya anomali suhu muka laut pada zona Ekuator di Samudera Pasifik yang menunjukkan adanya potensi La-Nina dengan indeks Nino 3.4= -0,69.
"(Potensi La-Nina ini) yang berpotensi mengakibatkan peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia pada saat musim hujan nanti," kata Dwikorita.
Hal ini disebutkan sejalan dengan prediksi institusi meteorologi dunia lainnya yang menyatakan ada peluang munculnya anomali iklim (La-Nina).
Untuk diketahui, La-Nina berkaitan dengan lebih dinginnya suhu muka laut di Pasifik Ekuator dan lebih panasnya suhu muka laut wilayah Indonesia.
Hal ini akan menambah suplai uap air untuk pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Indonesia dan menghasilkan peningkatan curah hujan.