Ia menambahkan, jika pihak perempuan atau istri meminta cerai, diduga karena tidak adanya kejelasan pekerjaan dari kepala keluarga atau si suami.
Menurutnya, faktor lain yang mendasari suatu pasangan memilih untuk bercerai karena ada keberanian dari pihak istri untuk lebih bersuara.
"Ada keberanian dari pihak istri untuk lebih bersuara dan mandiri secara ekonomi. Perlu diperhatikan, kemandirian ekonomi keluarga yang berpusat pada perempuan, ekonominya harus menguat dan diperkuat," lanjut dia.
Terkait kemandirian ekonomi, Budi menjelaskan, tindakan ini biasa ditandai dengan adanya pemberdayaan ekonomi.
Jadi, tidak hanya kepada kaum laki-laki atau pihak suami saja selaku kepala keluarga yang diberdayakan atau yang menerima bantuan ekonomi dari pemerintah.
Dengan begitu, perempuan harus mendapatkan pekerjaan yang upahnya lebih layak, supaya istri juga dapat memimpin keluarga.
Persoalan di kelas menengah bawah
Sementara itu, Budi menyampaikan, persoalan terkait perceraian suatu pasangan dapat terjadi pada masyarakat ekonomi kelas menengah bawah.
Hal ini juga didorong dengan faktor pekerjaan kepala keluarga yang belum tetap atau serabutan.
Kendati demikian, program-program pemerintah yang saat ini tengah direncanakan sebaiknya tidak hanya menyasar pada kepala keluarga laki-laki, namun juga kepada kepala keluarga perempuan.