Dia lalu pulang dengan diantar wali kelasnya sampai di rumahnya.
"Ia datang diantar ibunya naik sepeda motor.
Setelah itu ditinggal lantaran ibunya bekerja sebagai karyawan pengeringan ikan.
Selesai pembelajaran, Dimas diantar wali kelas sampai rumah," jelas Isti.
Isti menyebutkan, Dimas merupakan satu dari banyak siswa yang tak mempunyai fasilitas ponsel pintar untuk belajar daring.
Pihak sekolah belum selesai mendata jumlah siswa yang tak memiliki ponsel pintar sehingga tak bisa belajar online (daring) dari rumah.
Oleh sebab itu, pihak sekolah sengaja membuat kebijakan khusus bagi siswa yang tak memiliki gawai untuk belajar offline (luring) di sekolah.
"Tentu saja, dengan protokoler ketat, seperti cek suhu badan, pelindung wajah, masker, dan lainnya.
Kami sudah inventarisasi, ada beberapa siswa yang memang tidak memiliki fasilitas daring.
Nanti mereka akan kami bantu belajar offline," ujar Isti.
(*)