Universitas Barcelona dalam siaran pers Jumat (26/06/2020) mengatakan, hasil penelitian itu telah "dikirim ke jurnal besar."
Di penelitian ini, para peneliti memeriksa sampel dari dua pabrik besar pengolahan air limbah di Barcelona, untuk mendeteksi evolusi virus di kota itu.
Oleh karena virus dibuang ke feses para peneliti berkata, "mengamati limbah dapat menjadi cara untuk memantau penyebaran virus."
Studi untuk mempelajari Covid-19 di air limbah sedang berlangsung di banyak negara.
Para peneliti di Barcelona memulainya dengan menganalisis sampel mingguan dari 13 April hingga 25 Mei, lalu mempelajari sampel beku dari awal tahun.
Analisis tersebut mendeteksi virus bernama resmi SARS-CoV-2 ini di tempat pembuangan limbah Barcelona pada 15 Januari, 41 hari sebelum kasus pertama corona dilaporkan di Barcelona.
Penemuan itu memicu penelitian lebih lanjut, dan mereka pun menguji sampel beku dari Januari 2018 sampai Desember 2019.
"Semua sampel menunjukkan negatif genom SARS-CoV-2 kecuali pada 12 Maret 2019, di mana tingkat SARS-CoV-2 rendah tetapi positif, di dua target yang berbeda," terang Albert Bosch koordinator penelitian di siaran pers yang dikutip Anadolu.
"Barcelona didatangi banyak pengunjung yang berwisata dan berbisnis," lanjutnya.
"Ada kemungkinan situasi serupa juga terjadi di negara lain, dan karena sebagian besar kasus Covid-19 bergejala mirip flu, kasus-kasus itu bisa salah dikira flu."