Siwabessy dan tim bergerak cepat ke tempat-tempat terduga terpapar radiasi uji coba atom AS itu macam di Manado, Timor dan Ambon.
Baca Juga: Wanita Wajib Tahu, Ini 5 Cara Menjaga Miss V Tetap Wangi Usai Seharian Bekerja
Syukur, hasil olah tkp tim Siwabessy menunjukkan wilayah timur Indonesia aman dari radiasi nuklir.
Selesai dengan tugas perdananya, Siwabessy dan timnya menyarankan kepada pemerintah Indonesia untuk mulai melirik dan memanfaatkan nuklir untuk kepentingan nasional.
Saran tersebut diterima Soekarno dengan menindaklanjutinya pembentukan Dewan Tenaga Atom serta Lembaga Tenaga Atom (LTA).
Tanpa menunggu waktu lagi, LTA yang juga diketuai oleh Siwabessy membuat sebuah rancangan jangka panjang (blue print) pengembangan nuklir nasional.
Baca Juga: Jangan Lagi Dilakukan! Tidur dalam Keadaan Rambut Basah Simpan Bahaya Bagi Kulit Kepala Loh
LTA juga sangat dinamis serta aktif berkeliling dunia untuk mempelajari bagaimana sebuah negara mengelola nuklir.
Kerjasama kanan-kiri dengan negara adidaya macam AS juga tak luput dari agenda LTA, termasuk berkolaborasi dengan International Atomic Energy Agency (IAEA).
AS yang kala itu dipimpin John F Kennedy, memandang proyek nuklir Indonesia bersifat damai alias Atom for Peace dengan ditandai dengan kerjasama bilateral keduanya pada Juni 1960.
Untung berlapis-lapis Indonesia saat kerjasama itu berjalan, sudah dapat duit banyak untuk melakukan riset nuklir dalam negeri plus AS juga mengirimkan tenaga ahli pernuklirannya untuk mengajari ilmuwan-ilmuwan Indonesia melakukan pengayaan uranium.