Toko Shirakawa, seorang jurnalis yang khusus mengkaji tingkat kelahiran di Jepang mengatakan bahwa kebijakan ini umum terjadi.
Terutama di tempat kerja atau perusahaan yang mayoritas karyawannya adalah perempuan.
Tujuannya untuk memastikan beban kerja tersebar merata.
Dalam kasus lain, seorang wanita berusia 26 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan kosmetik di Mitaka daerah pinggiran Tokyo, mengatakan bahwa dia menerima sebuah email.
Email tersebut berisi jadwal pernikahan dan kelahiran untuk dirinya dan 22 orang rekannya sesama karyawan perempuan.
Dalam email itu ada peringatan yang mengatakan, "pekerjaan akan dicadangkan jika empat orang atau lebih mengambil waktu libur yang sama. Perilaku egois akan dikenakan hukuman".
Wanita itu kemudian diberitahu oleh seorang supervisor bahwa dia harus menunggu sampai usia 35 untuk hamil.
"Bagaimana mereka akan bertanggung jawab jika saya menunda hamil dan kehilangan kesempatan saya untuk memiliki anak?," Katanya.
Jepang terkenal karena kondisi kerja yang berat dan jadwal hukuman yang telah menyebabkan beberapa karyawan meninggal di tempat kerja.
Di negara tersebut bahkan ada kosakata 'Karoshi'- yang berarti kematian karena terlalu banyak pekerjaan. (*)
Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul, Peraturan Aneh yang Harus Dipatuhi Pekerja di Jepang, Jadwal Menikah dan Melahirkan Harus Diatur Perusahaan