Sejarah bagai berulang di New York, pusat ledakan pandemi Covid-19 di Amerika Serikat, bahkan jumlah penderita penyakit ini telah melampaui penderita di negara mana pun di dunia.
"Kebanyakan pemakaman tidak punya unit pendingin untuk pandemi.
Maka masalah utama kami adalah kami tak punya penyimpanan jenazah untuk waktu lama," kata Tassi yang juga ketua Asosiasi Pemakaman Negara Bagian New York.
Rumah jenazah juga sudah kewalahan. Pihak berwenang mengirim puluhan mobil penyimpan jenazah dan trailer ke rumah sakit dan ke berbagai penjuru kota untuk mencegah bertumpuknya jenazah tanpa tempat penampungan – sebagaimana yang terjadi di negara yang terlanda epidemi virus ini.
Tassi yang sudah bekerja di bidang ini selama 23 tahun mengatakan kepada BBC Mundo, “Saya belum pernah melihat ini sepanjang hidup saya. Begitu banyak orang mati dalam waktu sangat singkat.”
“Bahkan ketika serangan 11 September, tidak sebanyak ini,” katanya mengacu pada peristiwa besar di New York tahun 2001.
Serangan yang disebut secara resmi sebagai “serangan teroris terbesar” dalam sejarah Amerika Serikat itu memakan koran 2.753 jiwa.
Baca Juga: Hilangkan Plak Gigi yang Bikin Enggak Pede dengan 3 Bahan Alami Ini, Gampang dan Simpel!
Angka itu sudah terlampaui pekan ini oleh virus corona yang sudah menewaskan lebih dari 7.000 orang di New York.
Pandemi ini telah mengubah New York. Tadinya ia adalah kota yang tak pernah tidur, kini menjadi kota yang sangat sepi.
Begitu tenang dan sepinya kota itu sehingga kita bisa menyebrang jalan utama tanpa harus menunggu lampu lalu lintas berganti. Atau, kalau ada koin terjatuh di seberang jalan, kita bisa mendengarnya dengan jelas.