Follow Us

Angka Kematian di Indonesia Tinggi, Dokter Spesialis Paru Buka Suara! Alat Rapid Test Tidak Terlalu Efektif?

None, Helna Estalansa - Jumat, 10 April 2020 | 20:15
Dr. Erlina Burhan
YouTube.com/Deddy Corbuzier

Dr. Erlina Burhan

Baca Juga: Baru Lima Menit Belanja di Supermarket, Pria Ini Pulang Bawa Virus Corona untuk Keluarganya

"Tapi kalau seperti itu, artinya rapid test itu tidak berguna?" tanya Deddy Corbuzier.

"Kalau saya ditanya, dan teman-teman di perhimpunan, ini kalau saya bicara perhimpunan itu artinya organisasi profesi ya, dokter kan profesinya macam-macam tergantung spesialisasinya. Kita mengatakan ini kan kadung udah dibeli oleh pemerintah," jawab Dr. Erlina.

"Kalau kadung udah dibeli artinya dokter mengatakan tidak berguna dong?" cecar Deddy Corbuzier lagi.

Baca Juga: Waspada! Tak Tunjukkan Gejala Apapun Perempuan asal Solo Ini Dinyatakan Positif Virus Corona Usai Sering Merasa Haus

"Kalau saya pribadi dan perhimpunan sih, mengatakan lebih baik PCR yang diperbanyak dibanding rapid test serologi ini karena dia mendetect antibodi, dan antibodi itu terbentuk gak dari awal. Setelah di atas 7 hari atau setelah ada gejala. Dan kalau positif belum tentu Covid, bisa aja corona biasa," jelasnya lagi.

Jadi itu berarti rapid tes yang dijalankan saat ini tidak terlalu efektif dalam mendeteksi Covid-19.

Soalnya jika hasil rapid tes negatif, maka kemudian baru akan dites swab.

Baca Juga: Mulai Bangkit dan Ikhlas, Noah Sinclair Lakukan Kegiatan Ini di Tengah Pandemi Corona hingga Jadi Sorotan Netizen

Nah, menurut Dr. Erlina, tentu saja ini membuang-buang waktu dan juga uang sehingga seharusnya tes PCR yang berjalan sejak awal.

"Sekarang kan orang semua komplain hasil tesnya lama 7 hari, 10 hari, kenapa? Karena jumlah PCR-nya yang sedikit. Center yang bisa periksa sedikit. Tapi kalau center-nya diperbanyak, alatnya diperbanyak itu bisa cepat. Dan kalau cepat bisa dilakukan pemeriksaan yang cukup banyak, jadi kita tahu the real numbers, artinya yang ternyata meninggal sekarang sekian, tapi real numbers yang positif itu lebih banyak jadi gak 10 persen," jelasnya lagi.

Artikel ini telah tayang di GridFame.ID dengan judul Pantas Angka Kematian di Indonesia Tinggi! Dokter Spesialis Paru Ini Buka Tabirnya, Alat Rapid Test Kurang Efektif?(*)

Source : gridfame.id

Editor : Hype

Baca Lainnya

Latest