Follow Us

Angka Kematian di Indonesia Tinggi, Dokter Spesialis Paru Buka Suara! Alat Rapid Test Tidak Terlalu Efektif?

None, Helna Estalansa - Jumat, 10 April 2020 | 20:15
Dr. Erlina Burhan
YouTube.com/Deddy Corbuzier

Dr. Erlina Burhan

Baca Juga: Kalang Kabut 150 Anggota Kerajaan Positif Corona, Raja Salman dan Putra Mahkota Mengasingkan Diri

"Tapi di sini 10 persen, Dok?" potong Deddy saat itu juga.

"Nah, itu saya mau ngomong juga!" seru Dr. Erlina yang membuat keduanya tertawa.

Ternyata Dr. Erlina sendiri memiliki jawaban atas tingginya kematian di Indonesia.

Baca Juga: Kalang Kabut 150 Anggota Kerajaan Positif Corona, Raja Salman dan Putra Mahkota Mengasingkan Diri

Rupanya, Dr. Erlina dan beberapa dokter lainnya sempat tidak setuju dengan dijalankannya rapid test.

"Nah, kenapa 10 persen? Karena kita under detection, kita tidak cukup banyak mendeteksi. Jadi orang selalu pakai, contoh tuh Korea Selatan! Mereka tidak pembatasan, tapi mereka mendeteksi banyak banget. 15,000 per hari lo, deteksinya!" kata Dr. Erlina.

"Bukannya dokter yang sempat marah-marah di tv di mana-mana, yang mengatakan bahwa membeli rapid test itu buang-buang duit?" tanya Deddy Corbuzier yang sempat membuat Dr. Erlina terdiam.

Baca Juga: Cuci Tangan Jadi Salah Satu Langkah Cegah Tertular Virus Corona, Sayangnya Air Jadi Barang Langka di India

Kemudian Dr. Erlina menjelaskan bahwa tes yang dipakai oleh Korea Selatan bukan rapid test.

Melainkan mereka langsung melakukan tes swab atau PCR yang jauh lebih akurat dalam mendeteksi Covid-19.

"Lah, betul. Tapi di Korea itu orang bukan pakai rapid test, pake PCR (tes swab). Jadi menurut saya lebih baik PCR itu yang diperbanyak. Karena kita kan gak bisa selalu bikin drive thru ya, karena drive thru itu artinya pakai mobil itu untuk kelompok tertentu, gak, kita bikin posko saya bilang. Orang nyamperin, pelayanannya gratis, tinggal mangap doang, nanti diswab. Lalu kan nanti ada datanya, nanti dihubungi," ujarnya.

Source : gridfame.id

Editor : Hype

Baca Lainnya

Latest