Menurut buku Mark Humphries "The Last Plague" ( University of Toronto Press, 2013), para pekerja itu kebanyakan adalah pekerja pertanian dari daerah-daerah terpencil di pedesaan China.
Mereka menghabiskan enam hari dalam wadah tertutup rapat saat mereka diangkut di seluruh negeri sebelum melanjutkan ke Prancis.
Di sana, mereka diminta menggali parit, membongkar kereta, meletakkan rel, membangun jalan, dan memperbaiki tank yang rusak.
Secara keseluruhan, lebih dari 90.000 pekerja dimobilisasi ke Front Barat.
Humphries menjelaskan bahwa dalam satu penghitungan 25.000 pekerja Tiongkok pada tahun 1918, sekitar 3.000 mengakhiri perjalanan Kanada mereka dalam karantina medis.
Pada saat itu, karena stereotip rasial, penyakit mereka disalahkan pada "kemalasan China" dan dokter Kanada tidak menganggap serius gejala pekerja.
Pada saat para pekerja tiba di Prancis utara pada awal 1918, banyak yang sakit, dan ratusan lainnya sekarat.
Mengapa itu disebut flu Spanyol?
Spanyol adalah salah satu negara paling awal di mana epidemi diidentifikasi, tetapi para sejarawan percaya ini kemungkinan merupakan hasil dari sensor masa perang.
Spanyol adalah negara netral selama perang dan tidak memberlakukan sensor ketat terhadap persnya, yang karenanya dapat dengan bebas menerbitkan laporan awal penyakit tersebut.