Follow Us

Jadi Negara dengan Kematian Virus Corona Terbanyak Setelah China, Pemerintah Italia Umumkan Penutupan Seluruh Negara HIngga 3 April

None - Rabu, 11 Maret 2020 | 21:00
Turis yang mengenakan masker melindungi dari paparan virus corona mengunjungi Piazza San Marco, di Venesia, Italia, 24 Februari 2020.
Kompas.com - (ANDREA MEROLA)

Turis yang mengenakan masker melindungi dari paparan virus corona mengunjungi Piazza San Marco, di Venesia, Italia, 24 Februari 2020.

Jumlah itu menjadikan Italia negara di luar China dengan kasus kematian terbanyak.

Dalam pernyataannya di televisi, PM Conte menerangkan bahwa "segala kebiasaan Italia saat ini harus berubah" di tengah merebaknya virus corona.

"Kita mendapatkan laporan mengenai berkembangnya kasus baik dalam infeksi, ... maupun kematian," ujarnya, seperti dilansir BBC, Senin (9/3/2020).

Baca Juga: Percaya Nggak Percaya, 4 Benda ini Bisa Bawa Keberuntungan Jika Selalu Kita Bawa Saat Pergi

Upaya penutupan yang dilakukan pemerintah pusat antara lain yaitu bakal melarang kegiatan yang menyedot publik dalam skala besar.

Termasuk di antaranya kompetisi olahraga, mencakup Serie A yang merupakan liga elite sepak bola di Eropa, dan perjalanan warga bakal dibatasi.

Conte mengatakan, masyarakat hanya akan diizinkan untuk bepergian dalam rangka bekerja atau urusan keluarga yang sangat mendesak.

Kemudian, semua warga diminta untuk tinggal di rumah dan melarang segala bentuk acara malam karena menurutnya kegiatan itu rentan menjadi momen penularan.

Dia menuturkan bahwa kebijakan tersebut bakal efektif diterapkan Selasa (10/3/2020), dan mengklaim demi melindungi elemen masyarakat yang paling rentan.

Baca Juga: Wanita ini Ketakutan Setelah Mendengar Suara Keras dan Aneh dari dalam Dinding Rumahnya, Saat Dibongkar Petugas Polisi Terkejut Dapati Hal ini di Dalamnya

"Kami harus memberikan sesuatu yang baik untuk Italia. Kami harus melakukannya sekarang. Kami hanya bisa berhasil jika semua pihak bekerja sama dan menerapkannya secara benar," tuturnya.

PM berusia 55 tahun itu kemudian mengutip sebuah pernyataan mendiang Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, saat diwawancarai La Repubblica.

Source : Kompas.com

Editor : Hype

Baca Lainnya

Latest