"Raksasa internet memasuki pasar, membuat persaingan menjadi pertempuran yang dapat menghabiskan uang paling banyak," Ding memposting di Weibo, layanan media sosial Twitter-seperti China.
Dakele didirikan pada tahun 2012 dan berbasis di Beijing dan negara tetangga Tianjin.
Itu membuat namanya memproduksi handset lebih murah dengan spesifikasi tinggi.
Baca Juga: Bertetangga dengan Indonesia, Siapa Sangka Negara Gajah Putih ini Dinobatkan Jadi Negara Termiskin
Dakele bergabung dengan pembuat smartphone lainnya yang memudar termasuk Eton Technology dan K-touch, dua pabrikan China lainnya yang menangguhkan operasinya.
Didirikan pada tahun 2004, Eton yang berbasis di Shenzhen dikenal dengan ponsel dan smartphone dengan harga rendah dengan baterai yang kuat.
Merek Ini bangkrut setelah meninggalkan lebih dari 100 juta yuan Rp220 Milliar dalam utang yang belum diselesaikan, menurut National Business Daily.
Tidak seperti Eton, K-touch salah satu ponsel yang sempat populer di Indonesia dan pernah menjadi merek terkemuka di China.
Bahkan K-touch adalah vendor telepon seluler No. 3 di negara itu setelah Nokia dan Motorola pada tahun 2009.
Tahun 2015 lalu, perusahaan menangguhkan sebagian besar operasi ponsel cerdasnya karena persaingan yang ketat dan keuntungan yang rendah.
Pertumbuhan pasar smartphone China yang melambat juga memberikan peluang lebih sedikit bagi pemain yang lebih kecil. (*)