Ia bahkan sampai membuat kartu identitas palsu agar banyak orang percaya dan mau jadi pengikutnya.
4. Punya Prasasti yang Dibuat Sendiri
Di tempat KAS beraktivitas, terdapat batu ukir yang mereka anggap sebagai prasasti dan dijadikan sesembahan.
Batu itu sendiri dibuat oleh Empu Wijoyo Guno sebesar kurang lebih 1,5 meter.
Menurutnya, arti ukiran itu sendiri adalah, "Kerajaan ini adalah kerajaan dengan sistem damai. Artinya tanpa perang, berkuasa, oleh karena itu ditandai dengan deklarasi perdamaian dunia."
Awalnya warga tak mempermasalahkan keberadaan batu tersebut.
Tapi lambat laun keberadaannya meresahkan warga, apalagi saat datang batu itu dibungkus dengan kain kafan.
"Batu besar kala itu datang sekira pukul 03.00 WIB pagi.
Saya melihat ternyata sudah dibungkus kain kafan (kain putih) seperti kain mori," ujar Sumarni kepada Tribunjateng.com, Senin (13/1/2020).
"Otomatis anak-anak kecil yang pada melihat merasa ngeri saat itu, bahkan membuat anak-anak malam harinya yang biasanya berangkat mengaji merasa takut dan tidak mengaji," imbuhnya.
(*)