Dilansir dari Surya.co.id yang mengutip Independent, sebuah jurnal ilmiah, Cell menulis tentang percobaan rekayasa genetik.
Jurnal itu berkantor pusat di Cambridge, Amerika Serikat.
Namun, tidak seperti perkiraan awal, para ilmuwan ternyata menghadapi kesulitan menumbuhkan embrio yang mengandung babi dan manusia setelah uji coba puluhan tahun.
Menanggapi isu-isu etika yang muncul karena percobaan embrio babi-manusia, tim peneliti Tiongkok memilih untuk tak menggunakan sel manusia dan menggantinya dengan sel monyet.
Mereka menyatakan jika tujuan utama mereka melakukan percobaan ini semata-mata dalah menumbuhkan organ manusia di dalam hewan untuk kebutuhan transplantasi.
Baca Juga: Pisang yang Dilakban di Dinding ini Laku Hingga Terjual Hingga Rp 1,7 Miliar, Apa Istimewanya?
"Ini adalah laporan pertama mengenai chimera babi-monyet yang cukup bulan," ujar salah satu penulis studi Tang Hai dari State Key Laboratory of Stem Cell and Reproductive Biology, Beijing.
Kendatipun begitu kedua chimera dan kedelapan anak babi lainnya mati tidak lama setelah dilahirkan.
Peneliti tersebut tak tahu pasti kenapa hal tersebut bisa terjadi.
Ada dugaan jika penyebab kematian chimera itu adalah metode bayi tabung yang mereka lakukan, bukan suntikkan DNA monyet.
Untuk penelitian mereka berikutnya para peneliti berencana untuk meningkatkan proporsi sel monyet agar suatu saat tercipta organ monyet di dalam babi. (*)