Margaretha kemudian menuju Paris, mengubah nama menjadi "Mata Hari".
Bahasa yang tentu asing bagi warga setempat, namun menambah kesan misterius dari tari panggungnya.
Selama beberapa tahun, Mata Hari menjadi selebriti di kota tersebut sebagai penari eksotis. Hingga jatuhlah Perang Dunia I pada 1914.
Pecahnya PD I disambut warga Eropa dengan bergembira, bukannya takut.
Sikap ini muncul karena didorong sikap nasionalistik, mereka mengira perang akan berlangsung singkat dan mengalami kejayaan.
Baca Juga: Sering Diabaikan, Urin yang Berbusa Jadi Tanda Penyakit Serius Berikut ini, Segera Periksa ke Dokter
DalamTrue Spy Storieskarangan Paul Dowswell dan Fergus Fleming, Mata Hari dikatakan bosan dengan kondisi perang.
Sebabnya, selama dua tahun, ia tidak bisa bebas melakukan apa-apa.
Hanya diam di rumahnya di Belanda sebagai tempat netral.
Hingga akhirnya munculah Karl Kramer, atase pers Konsulat Jerman di Belanda.
Kramer meminta Mata Hari kembali ke Paris, Prancis, negara yang tidak lain adalah musuh Jerman.
Mata Hari diminta menggunakan semua daya pikatnya untuk berbaur kembali dengan para orang berpengaruh di sana.