Laporan Wartawan GridHype.ID, Ruhil I. Yumna
GridHype.ID- Sudah hampir sepekan banjir menggenangi rumah warga di Desa Sontang, Kecamatan Bonai Darussallam, Kabupaten Rokan Hilir (Rohul), Riau.
Meski rumah mereka tergenang oleh banjir, warga yang tinggal di pemukiman itu memilih unutk bertahan.
Warga tetap melakukan aktivitas mereka seperti biasa.
Banjir yang menggenang tak menyurutkan mereka untuk melakukan berbagai aktivitas harian seperti pergi ke sekolah, hingga berbelanja.
Warga yang tinggal di pemukiman itu harus mengarungi genangan banjir untuk pergi beraktivitas.
Hal ini juga yang dilakukan oleh Lilis Suryani.
Perempuan berusia 47 tahun mengaku jika hampir setiap hari ia harus mengarungi banjir untuk bisa pergi keluar.
Rumah Lilis sendiri berada sekitar 500 meter dari pinggir jalan lintas Riau-Sumut.
Berjalan di tengah genangan banjir setinggi 70 centimeter menjadi pilihan tak hanya bagi Lilis namun juga bagi warga di Dusun II Delapan Tali.
Ancaman yang menghantui Lilis selama banjir ini bukan akses jalan yang susah namun justru ancaman hewan liar seperti ular dan buaya.
"Yang saya takut sama buaya dan ular," akui Lilis saat diwawancarai Kompas.com, seperti yang dikutip oleh GridHype.ID.
Saat banjir seperti ini Lilis mengaku jika buaya jarang muncul di kawasan Dusun II Delapan Tali.
Kendatipun begitu, ketakutannya itu muncul sebab saat peristiwa banjir pada November 2018 lalu, seorang bocah laki-laki pernah dikabarkan tewas lantaran dimangsa buaya.
Kejadian itu terjadi di Dusun I Harapan, yang berjarak sekitar dua kilometer dari Dusun II Delapan Tali.
Buaya-buaya itu muncul sebab di sekitar pemukiman Desa Sontang terdapat sebuah kawasan rawa-rawa dekat Suangi Rokan Kiri, diduga disanalah sarang buaya.
Tak hanya kemunculan buaya, Lilis juga mengaku takut akan munculnya ular.
Hal itu karena dua hari lalu ia sempat melihat ular yang cukup besar berenang di air.
Baca Juga: Mengaku Sering Diteror Istri Pertama, Benazir Minta Cerai dari Limbad
"Waktu itu saya mau ke warung, tiba-tiba ada ular berjalan dekat saya. Jadi saya cepat-cepat pergi," ujarnya.
Lilis sendiri sebenarnya memiliki perahu yang bisa ia gunakan untuk menerjang banjir, namun karena tak bisa mendayung ia memilih untuk berjalan kaki.
"Gak bisa bawa perahu, jadi jalan kaki saja. Kalau kita gak ganggu (binatang) kan gak apa-apa," ujar Lilis.
Sementara itu, seperti yang telah diberitakan sebelumnya beberapa wilayah yakni di kawasana Kota Pasir Pengaraian banjir sudah mulai surut.
Namun banjir masih merendam Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau.
Banjir di kawasan itu justru terus meluas hingga merendam ribuan rumah warga.
Dilansir dari Kompas.com Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto mengatakan, banjir di Bonai Darussalam merendam lima desa.
Baca Juga: Lehernya Bengkok 90 Derajat dan Tidak Bisa Ditegakkan, Ternyata Hal ini yang Jadi Penyebabnya
Berikut data warga di lima desa yang terdampak banjir. Desa Sontang 526 KK, Desa Kasang Mungkal 140 KK, Desa Teluk Sono 145 KK, Desa Kasang Padang 60 KK dan Desa Bonai 1,009 KK. Jika dijumlahkan, totalnya 1,880 KK.
Hal ini serupa dengan pemberitaan dari ANTARA News pada Kamis (28/11/2019).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau menyatakan kondisi seluruh sungai di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) kini dalam status waspada banjir.
"Selalu waspada dan berhati-hati bagi warga sekitar daerah aliran sungai akan kemungkinan terjadinya bencana banjir, tanah longsor ataupun orang tenggelam akibat derasnya arus sungai," ujar Kepala Pelaksana BPBD Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru seperti yang dikutip dari ANTARA News.
"Kondisi lokasi banjir saat ini Bonai Darussalam akses ke desa terputus akibat jalan raya penghubung antar desa terendam air di Bonai Darussalam dan kondisi air masih bertahan," tambahnya.
Edwar menyampaikan jika satu Kecamatan yakni Bonai Darussalam masih dalam kondisi terparah.
"Satu Kecamatan yaitu Bonai Darussalam yang masih dalam kondisi terparah dimana sudah didirikan posko dan tenda pengungsian disana," pungkasnya.
(*)