Dia menerima kekerasan fisik ayahnya saat mendisiplinkan anak-anaknya. Grese sangat tertarik pada tujuan Nazi.
Meskipun ayahnya melarang anak-anaknya bergabung dengan Nazi, Irma dengan sukarela bergabung dengan Liga Gadis Jerman ketika dia meninggalkan rumah pada usia empat belas tahun.
Gagal dalam keperawatan, Irma ditugaskan untuk bekerja sebagai masinis sampai mencapai usia 18 tahun.
Setelah usianya cukup, dia bergabung dengan SS untuk menjaga pusat tahanan wanita dan anak.
Setelah melewati ujian yang ketat dan pemeriksaan medis, Irma dikirim ke Ravensbruck untuk pelatihan dan diasering memukul narapidana tanpa alasan.
Baca Juga: Aneh dan Tak Lazim! 12 Jenazah ini Kembali 'Dihidupkan' Saat Hari Pemakamannya
Pada tahun 1943, dia menerima perintah untuk melapor ke Auschwitz-Birkenau dan mengadopsi kebiasaan mengenakan sepatu bot berat, membawa pistol dan cambuk yang dikepang dari kawat dan plastik.
Pada tahun berikutnya, dia dipromosikan ke pangkat tertinggi kedua yang dapat dimiliki perwira SS dan bertanggung jawab atas sebuah kamp yang menampung tiga puluh ribu wanita.
Dia mendapatkan dua anjing besar yang dilatih untuk membunuh dan dengan sengaja membuat anjing-anjing itu lapar agar menjadi lebih kejam dan ingin menyerang.
Grese mencambuk wanita yang mencoba menjadi lebih kejam darinya.
Dia juga menangani operasi untuk infeksi yang disebabkan oleh cambukan dan nampaknya menikmati tangisan dari mereka yang menjalani operasi tanpa anestesi.
Para saksi mengklaim bahwa Grese tidak hanya berteriak, tapi juga menendang mereka dengan sepatu botnya.