Dikutip dari The Independent, rekaman tersebut bahkan ditayangkan di stasiun televisi Canal+ pada Senin lalu dengan judul "Tentara Allah."
Ramzi mengatakan, jaringan itu dipimpin oleh pemuda berusia 20 tahun bernama Ossama.
Dia sempat ditolak masuk angkatan bersenjata Perancis.
Yang mencengnagkan, alih-alih Islam taat, Ossama pernah menjadi pemuja setan atau Satanis, dan dia adalah seorang pecandu alkohol.
Ossama memulai jaringan ini setelah berkenalan dengan kelompok Islam radikal di internet.
Dia pernah dipenjara selama enam bulan setelah ketahuan mencoba bergabung dengan ISIS.
Dia dibebaskan dan wajib lapor setiap hari ke pos polisi.
Dalam sebuah rekaman tersembunyi, Ossama terlihat tersenyum saat membayangkan dirinya ditembak mati oleh polisi, seraya mengatakan "Syuhada tidak merasakan sakit."
Baca Juga: Kisah Chu Tsin-Pui, Jadi Kuli Panggul Tercantik yang Kini Hidupnya Bagaikan Cinderella
"Kita harus menyerang pangkalan militer. Ketika mereka makan, mereka berbaris, atau jurnalis. BFM iTele, mereka berperang melawan Islam," kata Ossama dalam rapat itu.
"Seperti yang mereka lakukan kepada Charlie [Hebdo]. Kau harus menyerang mereka di jantungnya. Serang mereka tiba-tiba. Mereka tidak terlindungi. Ribuan warga Perancis harus mati," lanjut dia.