Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bagaikan Bom Waktu, Jangan Lagi Letakkan Kandang Ayam di Belakang Rumah Bisa Picu Penyebaran Wabah Penyakit

None - Jumat, 18 Oktober 2019 | 10:00
Jangan Buat Kandang Ayam di Belakang Rumah, Bisa Jadi Bom Waktu!
presence.id

Jangan Buat Kandang Ayam di Belakang Rumah, Bisa Jadi Bom Waktu!

Gridhype.id–Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pakar penyakit menular di Australia sontak membuat publik terkejut.

Direktur penelitian lembaga studi CSIRO di Australia, Paul De Barro, mengatakan bahwa wabah penyakit yang dibawa ayam, babi atau kambing berisiko tinggi mengancam jiwa manusia.

Dengan kata lain, jika memelihara atau berternak unggas dibelakang rumah bagaikan memelihara bom waktu yang bisa memicu penyebaran wabah penyakit.

Baca Juga: Nggak Kalah Eksis, 7 Adik Selebriti ini Sukses Ikuti Jejak Sang Kakak di Dunia Hiburan Tanpa 'Embel-Embel' Nama Besar Kakaknya

Hewan peliharaan, khususnya di pinggiran kota dan kota, bisa terpapar hewan liar seperti kelelawar.

Kelelawar inilah yang membawa penyakit seperti virus Hendra atau Nipah.

"Ketika populasi urban menyebar, mereka pindah ke area hutan, area alami. Dan karena itu kita semakin dekat dekat dengan hewan liar," katanya kepada ABC.

Perubahan iklim juga dianggap sebagai faktor pemicu, di mana kita menyaksikan hewan-hewan telah mengubah perilaku mereka.

Misalnya di perkotaan semakin sering terlihat kelelawar terbang padahal 50 tahun lalu hal ini tidak dijumpai.

"Ketika kita mendapatkan perubahan ini, risiko penyakit dari hewan ke manusia semakin meningkat," ujar dia.

Baca Juga:Bikin Kulit Wajah Mulus dan Bebas Jerawat, Coba Konsumsi 10 Jenis Makanan Berikut ini

Ilustrasi pelihara ayam
Pavlofox/Pixabay

Ilustrasi pelihara ayam

Wabah sulit diprediksi dan dibendung

Menurut Dr de Barro, risiko penyebaran penyakit dari hewan ke manusia juga bisa dialami mereka yang tinggal di perkotaan.

Misalnya di Australia ketika ada wabah flu burung, pihak berwenang sulit mendeteksi dari mana asalnya. Sebab tidak ada pendataan kepemilikan hewan di negara itu.

Hal semacam inilah yang menurut Barro membuat wabah penyakit sulit dibendung.

"Yang tidak kita ketahui adalah kapan (wabah penyakit) muncul, kita tidak tahu frekuensinya, dan kita bahkan tidak tahu skala atau konsekuensinya," katanya.

Baca Juga: Cegah Kanker Payudara dengan 5 Tips Pola Hidup Berikut ini Jika Tak Ingin Menyesal Nantinya

"Bisa jadi ada beberapa orang yang jadi korban atau mungkin ratusan orang meninggal."

Barro menambahkan, para ahli masih belum bisa memahami bagaimana sebuah penyakit bisa berpindah dari hewan liar ke hewan peliharaan kemudian berakhir di manusia.

"Pengawasan yang kita miliki untuk penyakit-penyakit yang disebarkan oleh hewan ke manusia belum memadai," kata Dr de Barro.

Ilustrasi pelihara ayam
tribunpekanbaru.com

Ilustrasi pelihara ayam

"Saya tidak bisa menjelaskan mengapa, atau dalam kondisi apa, virus seperti Hendra bergerak dari kelelawar menular ke kuda lalu berakhir ke manusia. Jadi sulit untuk membuat prediksi seputar kemungkinannya," terangnya.

Survei nasional terhadap satwa liar yang terus berlangsung dan penyakit yang mereka bawa sangat penting untuk mengurangi risiko, kata Dr De Barro.

Baca Juga: 7 Gejala Penyakit Berbahaya ini Kerap Kali Diabaikan Wanita, Salah Satunya Perubahan Pada Payudara

"Kami tidak benar-benar tahu penyakit apa yang ada pada burung asli, marsupial, kelelawar," katanya.

"Dan kami tidak memantau frekuensi penyakit-penyakit ini, jadi saya tidak bisa menjelaskan apakah penumpukan virus pada hewan tertentu di pinggiran kota tertentu."

Dr de Barro mengakui wabah jarang terjadi di Australia, tetapi dia memperingatkan bahwa peluang hal itu terjadi ada di sekitar kita.

"Di sebelah utara kita adalah 'wilayah panas' Asia, yaitu Asia Tenggara di mana sering terjadi penyebaran wabah penyakit karena ada warga hidup berdampingan dengan babi dan unggas dan hewan liar lainnya," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Hobi Pelihara Hewan di Belakang Rumah Bisa Jadi Bom Waktu Mematikan".

Source :Kompas.com

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x